(Kecewa akan Negeri Ini), Syukur Ada Al-Qur’an

Syukur Ada Al-Qur’an

Ungkapan Sahabat di atas mencerminkan sikap frustrasi tingkat tinggi akibat kekacauan luar biasa dalam berbagai sisi pemerintahan Jokowi selama hampir 10 tahun ini dan ingin pula diwariskan kepada anaknya bernama Gibran Rakabuming Raka.

Selama dalam kekuasaanya, seakan Jokowi dengan segala kekeliruan dan kezalimannya dapat melenggang dengan mudah demi membangun dinasti keluarga, tanpa ada kekuatan yang mampu menyetop syahwat harta dan tahtanya, apalagi menggagalkan dan menghukumnya dengan hukuman setimpal.

Syukur ada Al-Qur’an. Dengan Al-Qur’an kita dapat membaca apa sebenarnya yang terjadi di negeri ini, bahkan di dunia ini dan apa solusinya, baik berskala individu, keluarga maupun umat dan bangsa, termasuk skala dunia atau global sekalipun.

1. Munculnya penguasa zalim dan jahat adalah sunnatullah dan pada akhirnya mereka akan tumbang juga.

Allah berfirman :
Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi tipu daya itu akan kembali pada diri mereka sendiri tanpa mereka sadari. ( QS. Al-An’am (6) : 123)

Allah berfirman :
Maka ketika mereka (Fir’aun dan para pejabatnya) membuat Kami (Allah) murka, Kami hukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), (QS. Az-Zukhruf : 55)

2. Berapa jumlah kelompok mereka dan apa yang mereka lakukan?

Allah berfirman :
Dan di kota itu ada sembilan kelompok orang (konglomerasi) yang berbuat kerusakan di bumi, sedangkan mereka sedang tidak melakukan perbaikan. (QS. An-Naml : 48)

3. Hati mereka sesungguhnya sakit dan semakin sakit. Sebab itu tidak mau diingatkan terkait kerusakan yang mereka lakukan. Sebaliknya, mereka selalu mengklaim melakukan reformasi/perbaikan/pembangunan berbagai lapangan kehidupan, padahal sesungguhnya mereka sedang melakukan kerusakan di atas bumi, namun mereka tidak menyadarinya.

Allah berfirman :
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.(10) Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguh-nya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”(11) Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.(12)
(QS. Al-Baqarah : 10 – 12)

4. Mereka sedang melecehkan dan menindas rakyat dengan berbagai tipu muslihat. Namun faktanya, banyak juga rakyat jelata yang menikmatinya. Persis seperti apa yang dilakukan Fir’aun terhadap rakyatnya.

Allah berfirman :
Maka ia (Fir’aun) melecehkan kaumnya, maka mereka pun patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik. (QS Az-Zukhruf : 54)

5. Akan selalu banyak oportunis, penjilat karena jatuh cinta pada harta dan kedudukan dan sangat setia kepada penguasa zalim dan jahat sehingga mati-matian membelanya kendati dengan berbohong dan melontarkan pikiran-pikiran sesat dan tidak masuk akal, seperti yang terjadi di zaman Fir’aun.

Allah berfirman :
Maka ketika para pesihir datang, mereka berkata kepada Fir’aun,
: “Apakah kami benar-benar akan mendapat imbalan yang besar jika kami yang menang?”(41)
*Dia (Fir’aun) menjawab : “Ya, dan bahkan kamu pasti akan mendapat kedudukan yang empuk (dariku)”. (QS. Asy-Syu’ara’ : 41-42)

6. Berbagai kesulitan yang dihadapi rakyat/masyarakat akibat langsung dari penguasa zalim dan jahat seperti kesulitan ekonomi dan penindasan lainnya adalah cara Allah menguji Rasul dan kaum Mukmin yang setia kepada-Nya apakah mereka tetap berada di jalan Islam atau berpaling kepada jalan lain yang tidak beresiko pada diri dan menguntungkan dunia.

Allah berfirman :
Apakah kamu (kaum Mukmin) mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (QS. Al-Baqarah : 214)

7. Di tengah kekacauan, kesulitan, kegoncangan dan kezaliman itu, Al-Qur’an memberikan solusi kepda kaum Mukmin, baik tingkat pribadi, keluarga maupun ummat, bangsa dan dunia/global sekalipun.

7.1. Fokus menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka, menjaga diri dari kesesatan dan tanamkan target utama dan terbesar masuk syurga bersama keluarga dan anak cucu, meraih ketenangan jiwa dengan berpegang teguh pada petunjuk Al-Qur’an dan menjaga kemurnian iman dengan selalu mentauhidkan Allah dalam segala kondisi dan urusan serta banyak berzikir kepada-Nya.

Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS.At-Tahrim : 6)

Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu (dari kesesatan); (karena) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk (Al-Qur’an). Hanya kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Ma’idah : 105)

Allah berfirman :
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. Ath-Thur : 21)

Allah berfirman :
Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan dihibur.” (QS. Az-Zukhruf : 70)

Allah berfirman :
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk”. (QS. Al-An’am : 82)

Allah berfirman :
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir pada Allah. Ingatlah, hanya dengan berzikir pada Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Ra’d : 28)

 

Beri Komentar