Eramuslim.com -KEHADIRAN KAMI sebagai gerakan moral untuk memperbaiki dan menyelamatkan bangsa dan negara mendapat dukungan luas.
Daerah-daerah berinisiatif sendiri untuk membentuk. Sesuai dengan jati diri KAMI maka otoritas dan otonomi ada pada masing-masing daerah. Tidak ada hubungan struktural.
Di sisi lain, kehadiran KAMI juga menggelisahkan pihak yang mungkin terganggu atas sentilan kritis KAMI.
Di samping muncul duplikasi atau KAMI “palsu” yang berplatform berbeda, juga muncul hantu hantu bergentayangan ada KITA, KALIAN dan organisasi tak bermutu lainnya. Keberadaannya tentu tidak mempengaruhi gerakan KAMI.
Kegelisahan, kepanikan atau ketakutan berlebihan terhadap KAMI juga ditandai oleh serangan yang bersifat pribadi kepada tokoh-tokoh utama KAMI.
Suatu hal yang menggelikan dan di luar relevansi untuk berdebat soal urgensi gerakan. Serangan politis yang membabi buta mengingatkan pada jurus “cina mabuk” yang tak terarah. Tubruk sana tubruk sini.
Fitnah adalah khas berpolitik tanpa moral. Biasanya dilakukan oleh rezim komunis. Operasi semburan fitnah dikenal dengan “Firehose of Falsehood”.
Menuduh dan memfitnah lawan-lawan politik agar hilang atau berkurang dukungan dan kepercayaan. Di negeri ini dikerjakan oleh buzzer-buzzer dan sindikat bayaran lainnya.
Meskipun demikian “makin dipukul ya makin bengkak”. KAMI akan terus bergerak dan membesar. Sebagaimana pada saat deklarasi dinyatakan bahwa tidak ada lagi jalan ke belakang KAMI akan maju terus.