Kalian Menunggu Apa Lagi?

Dulu, SBY kita hujat dengan kata “lamban”, penakut, pro-Amerika, dan liberal. Padahal, ketika SBY menjabat alam demokrasi bangsa ini tumbuh dan berkembang. Hutang IMF dilunasi. Harmonisasi antar-masyarakat cukup terjaga.

Nah sekarang kita lihat dalam kepemimpinan rezim ini. Dia entah siapa? Entah dari mana asal usulnya? Apa jasa dan karyanya terhadap bangsa ini? Apa legacy yang dia berikan buat bangsa dan negara ini?

Semua kelemahan dan kekurangan para pendahulunya dia miliki semua. Mulai dari : tidak ada wibawa, penakut pada Luhut, pro asing China, KKN semakin brutal, korupsi gila-gilaan, otoriter dan anti kritik alias polisiristik, tidak hanya sekuler liberal tapi anti-agama khususnya Islam, perkataan tak sesuai dengan perbuatan alias pembohong, raja hutang, banyak sekali omongan tipu, jual aset bangsa secara murah, ngurus minyak goreng langka saja tidak bisa, rakyat bayar pajak gila gilaan, Narkoba semakin parah, keharmonisan hidup rakyat rusak, kewibawaan negara dimata dunia tidak ada, anak-anaknya di laporkan ke KPK, dan yang paling parah itu adalah, memaksa pindah ibu kota, mau tambah periode atau perpanjang masa jabatan yang jelas melanggar konstitusi negara kita..

Kok semua pada diam? Kok semua pada takut? Kok semua pada bingung? Kok semua pada ragu-ragu? Kok semua pada bisu?

Mana yang lebih hebat beliau dari pada Soekarno? Mana yang lebih kuat beliau dari pada Soeharto? Mana yang lebih genius beliau dari pada Habibie? Mana yang lebih kharismatik beliau dari pada Gus Dur? Mana yang lebih idealis beliau dari pada Megawati? Mana yang lebih pintar beliau dari pada SBY?

Buka mata hati dan pikiran kita semua dengan jujur. Tak ada sebenarnya yang dia punya. Semua hanya by design melalui sihir tipu media pencitraan. Lalu siapa yang rugi? Siapa yang bodoh? Dan siapa yang menikmati?

Ingat, jangan bangsa ini seperti cerita kodok rebus. Yang asyik bermain dalam kuali berair. Lalu para kodok ini tak sadar, di bawah kuali tempat mereka bermain asyik sedang dinyalakan tungku api yang panas. Awalnya tentu asyik dan hangat. Tapi kalau sempat terlambat sadar dan keluar, maka jadilah kalian semua kodok rebus.