Eramuslim.com – Salah satu pertanyaan kunci yang tidak bisa dijawab oleh kubu 01 adalah: kalau Jokowi diperkirakan oleh belasan penyelenggara survey akan menang, mengapa harus sibuk melakukan berbagai tindakan yang sangat pantas diduga untuk tujuan curang? Yaitu, mencurangi perolehan suara Prabowo? Pertanyaan ini berseliweran di medsos. Pertanyaan yang sangat valid dan perlu dijawab.
Sebelum kita jawab, kita lihat dulu bahwa di dalam pilpres 2019 ini ada tiga tahap kecurangan. Pertama, kecurangan dalam kampanye (campaign period). Kedua, kecurangan pada waktu penyelenggaraan pemungutan suara (election day). Ketiga, kecurangan dalam penghitungan suara (vote counting).
Pertama, kecurangan dalam kampanye (campaign period) adalah penyaalahgunaan kekuasaan oleh Jokowi dalam memobilisasi massa. Baik ketika berlangsung silaturahmi (prakampanye), maupun pada masa kampanye terbuka. Termasuk yang disebut curang adalah pengerahan hampir semua instansi dan lembaga negara untuk memenangkan Jokowi. Seperti misalnya pengerahan kepolisian, kementerian dalam negeri, kementerian BUMN, dlsb.
Selain itu, kecurangan dalam kampanye termasuk juga mengerahkan para guru, pegawai negeri, dan pegawai BUMN untuk menghadiri kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin.