Kabinet Nano-Nano

Menkumham ‘separuh jalan’ dalam kabinet Presiden SBY pertama. Saldi pun akhirnya terpental karena pos itu menjadi milik PDIP dalam diri seorang Yasonna Laoly.

 

Pembuktian dengan kerja dan kerja

Terlepas dari kekecewaan sebagian publik, nama-nama sudah diumumkan. Mereka yang sudah ditunjuk Presiden Jokowi itu harus membuktikan bahwa publik salah dalam menilai mereka. Pilihan Presiden Jokowi terhadap mereka bukan karena sang Presiden menghadapi banyak tekanan, tetapi murni karena mereka orang yang tepat. Pembuktiannya mudah saja. Buatlah hal-hal yang mengesankan publik pada rentang jabatan tersebut, terutama pada hari-hari pertama mereka bekerja, misalnya dalam 100 hari pertama.

Kerja lebih akan berdaya guna ketimbang sanggahan verbal. Namun, publik juga harus bersabar untuk menunggu gebrakan mereka, paling tidak dalam 100 hari pertama. Bila tidak ada perubahan berarti dalam 100 hari pertama, baiknya mereka langsung diganti. Carilah orang-orang yang memang betul-betul profesional dan ada passion (kegairahan) dalam bekerja.

Pengumuman kabinet oleh presiden mana pun pasti akan mencuatkan pro dan kontra. Tidak mungkin bisa memuaskan semua pihak. Terlebih Jokowi adalah presiden yang disokong justru oleh kekuatan nonparpol, oleh para relawan. Ekspektasi publik terlalu tinggi untuk sosok yang mengenal medan politik Ibukota baru dua tahun itu.

Dalam hari-hari ke depan setelah kabinet terbentuk, Jokowi plus JK harus membuktikan bahwa Jokowi-JK adalah kita, Jokowi-JK tetap kita, sesuai dengan klaim mereka. Jangan menjadi “Jokowi-JK bukan kita” yang akan menjauhkan dua sosok itu dari kita semua. Jangan pernah berubah karena rakyat akan kecewa dan marah.***(end)

Penulis: Refly Harun, Pakar HTN