Kabinet Makin Ngawur: Dulu Menteri Abu Nawas, Sekarang Menteri Asal Mangap…

Waktu itu muncul beberapa tokoh yang menjawab sayembara ini. Yang paling menonjol adalah Hadeli Hasibuan, pemimpin majalah hiburan, Varia, yang cukup terkenal pada masa itu.

Dia pun menyusun konsep untuk menurunkan harga dalam waktu tiga bulan, dan minta dipertemukan dengan Sukarno. Tapi permintaannya ini ditolak dan hanya dipertemukan dengan Waperdam Leimena. Konsepnya pun ditolak, karena dianggap bertentangan dengan cita-cita revolusi Indonesia.

Kejadian ini cukup mendapatkan perhatian publik, sehingga mahasiswa yang sedang marak melakukan aksi-aksi demonstrasi saat itu membuat lagu plesetan “Menteri Abu Nawas”, untuk menyindir ketidakbecusan menteri-menteri di kabinet, sampai-sampai muncul Hadeli Hasibuan, sosok non kompeten, yang secara lelucon digambarkan seperti Abu Nawas, tokoh dongeng dalam Kisah 1001 Malam.

Belakangan diketahui di balik peristiwa ini ternyata ada keinginan untuk mencari sensasi yang kemudian membuat majalah Varia waktu itu semakin terkenal.

Sukarno yang tak mampu lagi menutupi kegagalan akhirnya berkata
kepada Roeslan Abdulgani, dirinya rela mundur asal bangsa ini tidak hancur dipecah oleh asing dan perang saudara.

Sukarno, seperti halnya Soeharto yang kemudian berkuasa selama 32 tahun, ternyata masih tahu batas dan tahu diri dalam menjalankan kekuasaan.

Dua presiden ini tak ingin asal berkuasa, berbeda dengan rezim hari ini yang berciri infantil disorders, yaitu mengidap semacam gangguan kejiwaan kolektif, dimana realitas persoalan yang terjadi dan dialami oleh rakyat ditutup-tutupi secara kekanak-kanakan, antara lain melalui buzzersRp, cara kekerasan, dan kebohongan demi kebohongan.

Sehingga saat ini semakin banyak menteri ngawur, yang dalam istilah tokoh nasional Dr Rizal Ramli, menteri-menteri itu ngomong asal mangap dan gede gaya doang.

Menteri Perdagangan M Luthfi misalnya mempersalahkan kelangkaan kedelai di dalam negeri saat ini terjadi akibat dikonsumsi oleh lima miliar babi di China.

“Menteri Perdagangan asal mangap. Ngeles kok ngasal,” tandas Rizal Ramli di akun twitter-nya baru-baru ini.

Ia juga menyebut menteri di kabinet Jokowi menang gaya doang, mengurus kelangkaan minyak goreng yang ternyata ditimbun, juga tak mampu mengatasi.