Wajah Benjamin Netanyahu terlihat sangat muram. Terlihat jelas ia tidak bisa menyembunyikan berbagai kegalauan dan kekuatiran dalam dirinya.
Padahal, ia tengah berada di atas podium, melantik para anggota kabinetnya, kemarin malam (1/4). Senyum yang ia kembangkan terus-menerus tidak bisa menutupi bahwa Netanyahu sedang berada dalam tekanan berat seputar orang-orang yang ia pilih dalam mengendalikan Israel, negara yang didirikan di atas tanah jajahan Palestina.
Suara-suara minor dan kecaman memang terus bergaung terhadap kabinet Israel sekarang ini. Tzipi Livni, pemimpin partai Kadima yang memenangkan pemilu Israel, namun kemudian ditelikung oleh Netanyahu dengan manuver politiknya berada dalam barisan paling depan. Livni mengeluarkan komentar bahwa kabinet Israel sekarang begitu bengkak, dan hanya menjadi beban belaka buat rakyat Israel. Pengamat politik yang lain di Israel berpendapat, inilah sistem demokrasi terburuk di dunia.
Netanyahu hanya butuh waktu tujuh pekan dalam memilih orang-orangnya untuk pemerintahan Israel. Ia tampaknya tidak begitu memakai banyak pertimbangan, melihat dari manuvernya yang disinyalir asal comot. Setelah tahu partai Likudnya kalah dari Kadima, Netanyahu bersegera merapat pada hampir semua golongan yang memungkinkan berkuasa di Israel.
Pertama kali yang digamitnya adalah Avigdor Lieberman, pemimpin Yisrael Beitenu yang mempunyai komitmen tidak akan pernah berkompromi dengan Hamas dan senantiasa mempunyai cita-cita menghancurkan Palestina.
Beres dengan Lieberman, Netanyahu mendekati Ehud Barak, pemimpin partai Buruh. Koalisi segitiga ini menjadikan mereka sebagai kongsi politik terbesar sepanjang sejarah Israel berdiri.
Akibatnya bisa ditebak, kabinet dibagi-bagi ke dalam porsi-porsi kekuasaan dan kepentingan. Netanyahu mengumbar, ia dan kabinetnya ini akan lebih komprehensif pada perdamaian di Arab, sesuatu yang justru sangat meragukan. Yang ada adalah, inilah rejim radikal Israel, bahkan untuk skala internasional.
30 orang menteri plus 6 deputinya dirasakan terlalu besar. Pengamat menyindir, saking besarnya kabinet ini, seharusnya Netanyahu menyertakan tukang kayu untuk memperlebar meja kabinet di Knesset, parlemen Israel.
Lieberman, jelas mendapat porsi terhormat. Ia didapuk sebagai menteri luar negeri, padahal ia mempunyai masalah dengan kepolisian. Pandangan politiknya yang ekstrem niscaya merupakan ancaman besar bagi perdamaian Timur Tengah. Lieberman membenci bangsa Arab sampai ubun-ubun dan itu senantiasa ia tunjukan tanpa empati di setiap perkataannya. Musuh kedua Lieberman setelah Hamas dan Palestina, adalah Mesir yang presidennya diserapahi oleh Lieberman karena tidak mau datang ke Israel.
Sedangkan Ehud Barak diberi mandat sebagai menteri pertahanan. Ehud Barak pun kurang lebih mempunyai watak yang sama dengan Lieberman. Dunia Barat bahkan menyebutnya sebagai "pembunuh".
Sejak awal, kabinet ini sudah mendapat cibiran dan tentangan bahkan dari dalam partai Likud sendiri. Mereka menyebutnya sebagai kabinet ambisi dari Netanyahu pribadi.
Beberapa menit sebelum pelantikan terjadi perdebatan sengit antara Netanyahu dengan partainya. Netayahu telah melukai partai Likud. Dan Netanyahu berklilah, "Persetan!".
Dari segi pembiayaan, kabinet inipun begitu boros. Diperkirakan sebanyak 6,5 milyar shekel (atau kurang lebih $1,58 milyar) akan dihabiskan hanya untuk ini saja. Menteri Keuangan Israel sebelumnya mengatakan ini akan menjadikan Israel defisit dan terpuruk dalam krisis ekomomi. Inilah massa paling genting bagi Israel. Netanyahu sendiri mengatakan ia menginginkan kesatuan dalam kabinetnya, namun ia tak bisa mendapatkannya. (sa/jp/tm/xhn/hrtz)