Eramuslim.com – Menikam “Jantung” Jokowi.
“Senjata paling ampuh dalam sebuah perang adalah strategi” (Sun Tzu, 544-470 SM).
Strategi ke-2 dari 36 strategi ala Sun Tzu adalah, “Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao”.
Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya.
Seranglah sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.
Strategi ini pulalah yang digunakan Sri Krishna dalam perang Bharatayuda demi melumpuhkan Drona, begawan yang tak terkalahkan itu.
Krishna menyebar hoaks bahwa Aswatama, putra semata wayang Drona, telah gugur di medan Kurusetra.
Padahal, yang sengaja dibunuh adalah seekor gajah yang Krishna beri nama Aswatama.
Baca: Soal Teror Diskusi UGM, Mahfud MD: Setelah Ditelusuri Bukan Dibatalkan oleh UGM atau Polisi
Demikianlah, lawan-lawan politik Presiden Joko Widodo kini terus menyusun strategi dan mencari celah yang tepat untuk melakukan serangan.
Tikaman itu dilancarkan dari dan diarahkan langsung ke “jantung” Jokowi.
Teranyar adalah diskusi virtual yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang diinisiasi Constitutional Law Society (CLS) atau Komunitas Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UGM, Jumat (29/5/2020).
Temanya pun ngeri-ngeri sedap: “Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan”.
Setelah ada kritik dari salah seorang dosen UGM bahwa tema diskusi tersebut makar, lalu direvisilah tema itu menjadi, “Meluruskan Persoalan Pemberhentian Presiden Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan”.
Namun, diskusi virtual tersebut urung digelar setelah konon pihak pembicara, moderator dan narahubung mengalami teror. Dor!