Pak PS menambahnya satu lagi: yaitu dimensi ‘waktu’ (time). Dimensi ke-4 ini sangat krusial. Sebab, kehancuran ekonomi-sosial-politik Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi hari ini perlu diperbaiki dengan ‘time frame’ yang jelas tetapi ketat.
No time to waste. Tak bisa buang-buang waktu. Jadi, kita di sini banyak bicara soal ‘waktu’. Waktu yang mendesak, waktu yang harus dihemat, waktu yang tak banyak tersedia, dlsb.
Dimensi ‘waktu’ pada waktu itu termasuklah ‘tak ada waktu untuk negosiasi yang berbelit-belit’ soal mitra koalisi. Dimensi ‘waktu’ juga bermakna ‘the right man in the right time’. Yaitu, sangat diperlukan terobosan ‘sekarang juga’ (dimensi waktu) oleh seseorang yang memiliki ‘kepribadian mutakhir’ (dimensi waktu) dan ‘gagasan mutakhir’ (dimensi waktu).
Nah, ‘the right man in the right time’ dalam konteks rekonstruksi perekonomian Indonesia nantinya adalah Sandi Uno. Begitulah kesimpulan Pak PS. Dan, di seputar gonjang-ganjing soal figur cawapres menjelang pengajuan paslon ke KPU waktu itu, Prabowo tak punya banyak waktu (lagi-lagi dimensi waktu).
Sekarang, semua orang merasa lega. Semuanya klop. Pak SBY tidak lagi menjadi ‘missing link’ dalam mata-rantai koalisi politikn 02. Pak SBY hadir secara penuh dan akan turun langsung ke medan tempur pilpres untuk memastikan kemenangan paslon 02.
Hari ini, mata-rantai koalisi menjadi lengkap. The fighter jets are ready to take off. Skuadron tempur sedang dalam posisi ‘final inspection’. Medan perang telah dipetakan. Kubu-kubu pertahanan lawan di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan digempur habis di bawah komando ‘duo legend generals’, SBY dan PS.
Dengan bantuan ‘pemberontakan massal’ di akar rumput, diperkirakan gempuran total selama tiga bulan (Januari, Februari, Maret 2019) insyaAllah akan mampu melumpuhkan petahana. Mereka akan diberi waktu untuk menyerahkan diri sampai batas akhir 17 April 2019.[kk/swamedium]
*Penulis: Asyari Usman, Wartawan Senior