Jawa-Non Jawa, Mitos Sesat Bikinan Belanda Terbawa Sampai Pilpres…

Legenda Nyai Roro Kidul adalah mitos untuk mengikis jiwa bahari masyarakat Jawa.

Joko Tingkir menunggang 40 ekor buaya juga mitos untuk mendapatkan legitimasi dalam perang tahta keraton yang disponsori Belanda.

Amangkurat II oleh rakyatnya didesas-desuskan sebagai orang Belanda dan anak kandung Admiral Speelman (Gubernur Jenderal), karena sering berpakaian seragam ala admiral, sehingga dijuluki Sunan Amral (dari kata “admiral”).

Para pembesar Belanda mengarang mitos Indonesia 350 tahun dijajah, yang dibantah oleh ahli hukum internasional, Profesor G.J Resink sebagai konstruksi politik kolonial belaka.

Mitos 350 tahun dijajah dipopulerkan oleh para politisi Belanda dan buku-buku pelajaran sekolah kolonial. Yang menyebut Nusantara sebagai Netherlands Overseas (Netherlands in The Tropics).

Namun nyatanya sampai awal abad ke 20 masih banyak kerajaan Nusantara yang berdaulat dan tak bisa ditaklukkan.

Kerajaan Bali baru dapat dikuasai oleh Belanda pada tahun 1910. Ternate tahun 1923. Ruteng 1928, Toraja 1910. Sedangkan Sulawesi Selatan baru bisa ditaklukkan pada 1905.

Para tokoh pejuang kemerdekaan termasuk Sukarno memakai mitos ini untuk mengobarkan api perjuangan di dada rakyat. Namun belakangan mitos ini malah dianggap sebagai kebenaran absolut oleh masyarakat.

Tentang mitos dalam sejarah Tan Malaka juga berkata:

“Riwayat Indonesia tidak mudah dibaca. Apalagi dituliskan. Riwayat negeri kita penuh dengan kesaktian, dongengan-dongengan, karangan-karangan dan pertentangan. Kita terpaksa mengakui bahwa kita tak pernah mengenal ahli riwayat yang jujur. Paling banter kita cuma mempunyai tukang-tukang dongeng, penjilat-penjilat raja yang menceritakan berbagai macam keindahan dan kegemilangan, supaya tertarik hati si pendengar …”