Jab-Jab Ringan Geopolitik: Sekilas Tentang Tumpah Darah

“Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya, tidak dapat dipisahkan”.
Inilah kontra geopolitik terhadap teori ala Barat yang diajarkan BK kepada bangsa ini. Ajaran BK, gilirannya membidani selain konsep bela negara, sishankamrata, juga menciptakan jiwa-jiwa patriotisme, cinta tanah air, semangat pantang menyerah — apalagi bila bangsa dan negara ini diganggu oleh musuh (bersama) alias common enemy.

Tetapi, sungguh sayang — para elit dan pakar strategi belum mampu merumus siapa musuh bersama bangsa ini yang menyebabkan kemiskinan tak bertepi dan ketidakadilan sosial. Ya. Selain ujud common enemy masih abstrak serta berubah – ubah, kadang berujud ‘gadis cantik’ yang membuat orang justru jatuh cinta (stockholm syndrome), terkadang menjadi sosok dermawan dan seterusnya. Tetapi, siapapun ia — musuh bersama, kebaikannya hanya kedok. Palsu. Pasti menyelipkan racun di balik manisnya madu, dan menyimpan belati di balik punggung dalam senyum ramahnya.

Urgensi filosofinya, “Segera rumuskan secara serius, siapa musuh bersama yang menciptakan paradoks geopolitik: negeri kaya tetapi penduduknya miskin; keturunan ras unggul kok jadi bangsa pencundang?” End [Sumber: Global Review]

Penulis: M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)