by M Rizal Fadillah
Israel yang terus membombardir Gaza dikutuk dunia, khususnya dunia Islam. Serangan ke Gaza menggambarkan bahwa ini bukan perang tetapi pembantaian bahkan genosida. Israel memang binatang buas, predator, haus darah dan pembuat teror. Israel adalah adalah negara teroris yang sedang berlari menuju neraka. Israel go to hell.
Zionis Israel penyembah setan yang mempersetankan dunia. Seruan, kutukan, apalagi sekedar pernyataan, tidak akan didengar. Arogansi dengan sandaran lobby Yahudi mampu mengendalikan Amerika, Inggris dan Uni Eropa. Di medan diplomasi perjuangan Palestina sulit untuk meruntuhkan Israel yang sukses didukung oleh kekuatan lobby tersebut.
Meskipun demikian serangan 7 Oktober ternyata mengejutkan dan merepotkan. Fenomena baru dari gerakan kemerdekaan Palestina telah muncul. Serangan membabi buta Israel adalah bentuk kepanikan. Berbeda dengan perang sebelumnya pada tahun 1967 dan 1973 yang berbentuk negara seperti gabungan Lebanon, Suriah, Mesir, dan Yordania yang faktanya selalu kalah. Kini dilakukan oleh sebuah gerakan atau kelompok perlawanan. Harakat Al Muqowama Al Islmamiya (Hamas) adalah sebuah kekuatan.
Israel membuat neraka di Gaza tetapi jadi surga bagi muslim teraniaya dan mujahid pejuang. Pejuang Hamas juga mampu membuat neraka di Israel. Kematian yang memang jalan menuju neraka bagi kaum zalim, kafir, dan keji. Israel go to hell.
Di wilayah domestik arogansi pemerintahan Jokowi juga sedang ditunjukkan. Tidak malu mensentralisasi kekuasaan menjadi domein keluarga. Membombardir demokrasi dengan dukungan penuh lobby oligarki. Diujung masa jabatan Jokowi panik hingga langkahnya membabi buta. Terlalu banyak kegagalan dan dosa politik yang telah diperbuat. Jokowi go to jail.
Berhasil menyetir MK untuk buka peluang Gibran. Mengolah MK agar memutuskan perbaikan UU Cipta kerja demi Perppu. Mendikte DPR untuk selalu ketuk palu pada kemauan, upaya kudeta pimpinan partai politik, menempatkan anak menjadi Ketum partai secepat kilat, mengkultuskan diri melalui Jokowisme, dan menghukum tergantung tingkat kesetiaan. Menyandera Menteri dan Ketum partai.
Agenda Jokowi banyak gagal atau tersendat. Ingin menambah periode tidak sukses, perpanjangan setahun dua tahun mendapat tantangan, proyek IKN meski telah diobral masih tidak laku, kereta cepat tak jelas prospek, yang jelas hutang besar, dalam kasus Rempang seperti Israel saja main usir dan pengosongan.
Xi Jinping adalah Jokowi besar dan Jokowi adalah Xi Jinping kecil.
Gilanya di China Jokowi bilang IKN merupakan bagian dari program jalur Sutera China. Waduh ujug ujug Jokowi memasukkan IKN ke dalam program BRI, sehat pak ? Ditambah kasus Km 50, korupsi, kecurangan Pemilu, serta tidak jelas soal ijazah, maka Jokowi memang layak untuk masuk penjara. Go to jail.
Sebagaimana Israel dimana para pejuang kemerdekaan Hamas, Jihad Islam, Fatah dan lainnya terus mengadakan perlawanan, maka di Indonesia rezim Jokowi yang zalim, serakah dan korup juga mendapatkan perlawanan dari mahasiswa, buruh, purnawirawan, agamawan, emak-emak, kelompok profesi dan aktivis lainnya. Oposisi terus meneriakkan dan melakukan aksi dalam melawan ketidakadilan dan ketidakpedulian rezim Jokowi. Rezim buta tuli.
Teriakan pantas untuk Zionis adalah “Israel go to hell”. Sementara watak “jail” Jokowi yang selalu menyakiti rakyat Indonesia berkonsekuensi pada teriakan “Jokowi go to jail !”.
Penjara sudah tidak sabar menanti dan menjadi tempat yang sangat layak untuk Jokowi beserta kroni.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 23 Oktober 2023