Pramono mengatakan Pak Jokowi memimpin sholat Dhuhur, Pak Jokowi malah mengaku sholat Dhuhurnya dipimpin imam masjid disana, sedangkan dia mengimami sholat Ashar (jamak taqdim).
Katakanlah keterangan Pak Jokowi yang benar, semestinya warga lokal Afghanistan, termasuk Presiden Ashraf Ghani, TIDAK IKUT sholat jamak taqdim Ashar. Sebab mereka BUKAN MUSHAFIR. Tidak ada dalih syar’ie bagi mereka untuk menjamak sholatnya.
Jika makmum di belakang Pak Jokowi hanya terdiri dari rombongan peserta kunjungan kerja asal Indonesia saja, itu wajar. Namun jika dilihat dari foto maupun video tatkala Pak Jokowi menjadi imam, makmumnya termasuk Presiden Ashraf Ghani dan beberapa tokoh setempat. Jadi, mereka sedang makmum sholat apa?! Yang bukan mushafir menjadi makmum mushafir yang menjamak sholatnya?! Aneh bukan??
Inilah dampak negatif dari menjadikan ibadah sebagai salah satu ajang untuk dipertontonkan kepada publik lewat media sosial. Sebelumnya sempat ada kontroversi sholat Maghrib yang konon kata sebagian nettizen jam dindingnya menunjukkan jam 1.
Saya tidak ingin larut dalam kontroversi macam itu. Yang jadi concern keprihatinan saya : kenapa sholat lagi-lagi jadi perdebatan?! Seandainya tak ada yang mengunggah foto sedang sholat, tentu kontroversi yang tak perlu itu tak akan terjadi.
Sebagai seorang Muslim, dimana pun kita berada, ketika masuk waktu sholat, ya wajar jika mencari tempat sholat. Saat di mall, di gedung bioskop, di stasiun kereta api, di bandara, di rest area toll. Jadi, apa istimewanya sholat di tempat-tempat seperti itu?! Apakah perlu dibanggakan?! Apakah perlu difoto dan dibagikan ke media sosial?
Rasanya, kalau seorang Muslim terbiasa melaksanakan sholat minimal 5 waktu, dimana pun dia berada, maka sholat di tempat-tempat seperti itu tidaklah aneh dan tak perlu pula dipertontonkan. Musholla di ruang tunggu bandara, di ruang boarding, di mall, di bioskop, selalu terlihat ramai setiap saat tiba waktu sholat. Dan tak ada yang memanfaatkannya untuk selfie atau meminta orang lain memotretnya, untuk kemudian diunggah ke media sosial.