SEJAK pulang dari Arab Saudi pada Selasa, 10 November lalu, Habib Rizieq Syihab ditengarai terus-menerus diintai agen telik sandi. Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam Haji Munarman mengklaim aparat intelijen disebar setidaknya di tiga lokasi, yakni markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat; pondok pesantren di Megamendung, Bogor; dan rumah pribadi di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. “Habib diintai secara ketat,” ujarnya.
Dua petugas keamanan di Pondok Pesantren Alam Agrokultural Markaz Syariah, Desa Kuta, Megamendung, mengatakan banyak orang tak dikenal mondar-mandir di sekitar kompleks pesantren sejak 11 November lalu—dua hari sebelum acara peletakan batu pertama proyek masjid di pondok milik Habib Rizieq tersebut.
Bertemu dengan anggota FPI, orang-orang itu ada yang mengaku sedang mencari tanah yang dijual atau tersesat karena mengikuti petunjuk peta digital.
Menurut dua penjaga pos FPI itu, pada Jumat, 4 Desember lalu, mereka mendapat informasi sebuah drone terbang di sisi selatan pesantren. Mencari pemilik pesawat nirawak itu, anggota FPI mencegat para tamu dan kendaraan yang melintas, termasuk satu minibus berkelir putih. Mobil berisi tiga pria berpakaian hitam itu berupaya tancap gas saat diperiksa, tapi bisa disetop. Menginterogasi para penumpang, anggota FPI menemukan kartu anggota Badan Intelijen Negara.
Dua warga Desa Kuta mengatakan satu dari tiga orang yang tertangkap itu menyewa sebuah vila pada akhir November lalu bersama keluarganya. Vila itu dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama tiga menit dari pos jaga FPI. Keluar sejenak beberapa hari, agen itu kembali menyewa vila tersebut pada 4 Desember bersama dua rekannya. Menurut dua warga Kuta itu, pengelola vila sempat mengantar tiga orang tersebut mencari tanah.
Dimintai tanggapan, Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara Wawan Purwanto tak mengangkat panggilan telepon dan tak membalas pertanyaan yang dilayangkan Tempo.
Namun, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Wawan membantah jika anggotanya disebut memata-matai kompleks pesantren Habib Rizieq Syihab di Megamendung. “Itu hoaks,” ucap Wawan.
Mengaku tak nyaman dikuntit, Habib Rizieq Syihab berniat mencari tempat pemulihan setelah sempat diopname di Rumah Sakit Ummi, Bogor. Menginap beberapa hari di perumahan The Nature Mutiara Sentul, dia dan rombongan keluarga kemudian pergi menuju sebuah lokasi di Karawang, Jawa Barat, pada Ahad malam, 6 Desember. “Saya mencari tempat yang lebih tenang,” ujarnya.