Industri Kegaduhan di Negeri Para Buzzer

Namun ada pula buzzer bayaran. Maaf, tidak ada diksi lain mengistilahkan fakta empiris ini.  Dengan kata lain, mereka dibayar untuk memenangkan salah satu kandidat. Model buzzer semacam ini sebenarnya tidak punya militansi, sifatnya unlogical, reaktif, impulsif, “pokok e”, manuvernya tergantung arahan si mentor, dan kontennya kerap seragam baik ketika mem-bully maupun saat menyerang pihak lawan, atau ketika menggebyarkan sebuah program dari kandidat yang didukung.

Mereka layaknya ‘pasukan tempur’ di dunia maya tetapi beramunisi sesat pikir atau istilah kerennya: logical fallacy. Saya pilih diksi ‘mereka’ karena mayoritas punya akun tak cuma satu atau dua, tetapi banyak. Kenapa? Konon bocorannya, setiap posting status (berupa dukungan atau bully dan lain-lain) ada nilai “rupiah”-nya. Luar biasa. Mungkin karena faktor itu mereka dijuluki buzzeRp oleh khalayak.

Seyogianya, aktivitas —peperangan— para buzzer berhenti dan masing-masing kubu membubarkan diri ketika rangkaian pemilu telah usai yang ditandai dengan “kalah-menang” para peserta pemilu. Warga seyogianya kembali bersatu membangun negeri. Tetapi praktiknya out of control. Lepas kendali. Mereka masih ada, nyata, dan tetap eksis hingga kini walau hajatan pemilu usai. Kuat disinyalir ada upaya mengorganisir bahkan membuat permanen kelompok buzzer dan melestarikan kegaduhan di publik.

Secara geopolitik, bahwa kegaduhan akibat permanenisasi dan/atau pelestarian “könflik” sangat menyedot energi bangsa, selain tanpa disadari terjadi pembelahan bangsa secara signifikan. Ini sungguh sangat memprihatinkan.

Sekali lagi, dari perspektif geopolitik, rasa persatuan dan kesatuan bangsa sebagai anasir untuk mengakumulasi kekuatan nasional, akhirnya terpecah-belah; bhineka tunggal ika menjadi porak-poranda; dan rasa kebangsaan sebagai konsep untuk hidup bersama semakin melemah. Inilah potret “politik glamour” di Bumi Pertiwi, yaitu konstelasi politik yang terkesan ‘mewah’, seolah-olah megah lagi gaduh, tetapi tidak menyentuh sama sekali ke Kepentingan Nasional RI.

Silahkan dicermati. Materi gaduh dan konten yang diusung para buzzer berkutat masalah hilir belaka. Isu residu. Ecek-ecek. Bukan serta jauh dari perdebatan masalah hulu bangsa terkait kedaulatan pangan dan energi.