Eramuslim.com – ELEKTABILITAS Joko Widodo yang sudah turun melewati batas psikologis 50 persen memberikan perubahan besar dibenak masyarakat.
Kita semua tiba-tiba disadarkan oleh kenyataan bahwa lebih dari separo dari kita sudah tidak menginginkannya menjadi presiden untuk periode selanjutnya.
Dengan kata lain, kini separo lebih masyarakat punya imajinasi yang berbeda tentang Indonesia di masa depan. Mereka yang separo lebih itu sudah tidak lagi percaya dengan cerita Nawacita atau semboyan ‘kerja, kerja, kerja’.
Imajinasi yang terbentuk di benak mereka sudah jauh melampaui apa yang ditawarkan oleh Joko Widodo saat ini.
Lalu apa sebenarnya yang mereka imajinasikan?
Imajinasi pertama adalah hadirnya presiden yang berpikir sebelum bertindak. Sehingga keputusannya mantab tidak berubah-ubah tanpa arah. Mereka tidak mau lagi punya presiden yang ‘isuk dele, sore tempe’.