Sekilas, penolakan Iblis untuk bersujud pada Adam merupakan bentuk keta’atan hamba Allah yang paling tinggi dan sempurna. Sujudnya Iblis hanya untuk Tuhan yang paling mulia, bukan untuk ciptaannya.
Jika kita mau menggunakan sedikit akal fikiran sebagai karunia Tuhan, kita akan menemukan perintah bahwa:
“Tuhan memerintahkan Iblis BERSUJUD pada Adam, bukan MENYEMBAH Adam”
Bagi orang yang berfikir, bersujud dan menyembah tentu jelas berbeda. Berikut Ayat yang mempunyai arti menyembah:
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah : 21).
Lalu kita lihat lagi Surat Al A’raf : 11,
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.” (Q.S. Al-A’raf : 11).
Dengan demikian, walaupun Iblis memiliki kebenaran logis untuk mendukung posisinya menolak bersujud pada Adam dengan mudah dipatahkan dengan metode berfikir kritis.
Berfikir menunjukkan sesorang itu menggunakan akal. Dalam Al-Qur’an, ayat tentang berfikir dan berakal jumlahnya mencapai 100 lebih. Lebih banyak dari ayat tentang larangan Riba, Khamar, Menepati Janji, Tidak Berbohong atau ayat tentang anjuran/kewajiban berlaku adil atau Zakat
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (QS. An-Nahl:44).
Afala ta’qilun…_
Afala yatadabbarun…_ _Afala tatafakkarun…
Apakah kalian tak memakai akal?
Apakah kalian tak menelaah?
Apakah kalian tak berpikir?
Saat ini, akal fikiran merupakan barang paling mewah dan berharga… Rawat dan gunakanlah dengan baik…. (kl/tsc)
Penulis: Iswandi Syahputra (Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga)