Pekerjaan Nuh hanya buruh lepas harian yang justru bagian yang terkena imbas pandemi. Dia malah tidak bisa bekerja lagi, dan mengingat status pekerjaannya, Nuh mungkin termasuk rakyat yang malah harus menerima bansos. Sekarang “dikejar” pula membayar harga motor Jokowi yang jumlahnya, maaf, mungkin seumur hidup dia belum pernah uang sebanyak itu.
Dari ceritanya yang saya ikuti di video yang sekarang viral, justru Nuh lah merasa menang kuis dan berhak atau uang Rp 2.550 juta (anggapan dia begitu).
Di video Nuh yang diwawancarai seorang nitizen tampak amat polos. Semakin membuat saya haqul yakin bermaksud iseng saja pun tidak kawan ini. Apalagi mau menyabot konser, lebih-lebih mau menipu.
Cuma ada satu di pikirannya: Kuis Jokowi pasti acara bagi-bagi hadiah buat rakyat. Seperti lazimnya kalau Presiden RI itu bagi-bagi sepeda atau traktor.
Eh, salah, traktor tempo hari itu tak jadi.
Klop dengan pernyataan Bambang Soesatyo. “Apa yang mau dituntut? Tidak ada pihak yang dirugikan kok,“ kata Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Golkar, inisiator konser itu.
Menurut cerita Nuh, malam itu ia hanya sambil lewat nonton acara konser di TV. Itu juga di bagian akhir: pas acara lelang motor listrik dimulai.
Dia pun mencoba mengontak. Ajaib, telponnya bisa tersambung setelah 6-7 kali gagal menghubungi panitia lelang.
“Saya lihat ada enam pilihan angka. Waktu itu masih 500 jutaan atau 1 milyar,” ceritanya.
Terus?
Penerima telponnya kemudian menanyakan apakah mau lanjut, dan Nuh mengiyakan.
Sementara itu penawaran di layar televisi terus meningkat. Sudah mencapai Rp 2 M. Mendadak telponnya putus. Habis pulsa. Dia sudah “membuang” ponselnya ketika dering panggilan panitia masuk.
“Orang itu tanya: apakah bersedia nambah. Saya jawab, iya dong,“ kata Nuh.
“Apakah Pak Nuh punya uangnya?” tanya si pewawancara.
“Yaa, nggak. Saya mengira itu kuis, makin nambah uangnya berarti nambah pula hadiah yang bakal saya menangkan,” ujar Nuh tak bisa menahan tawa terkekeh mengenang kejadian itu.
“Saya tahunya itu kan kuis, makin tambah saya makin senang. Saya nggak ada beban,” ceritanya lagi.
Tapi Pak Nuh kan mengaku pengusaha, cecar pewawancara.
“Saya nggak omong. Orang itu yang bilang saya pengusaha,” tambah Nuh lagi.
Meski wajahnya agak seram karena berewokan, tetapi Nuh ini jenaka. Berbakat untuk stand up comedy. Dalam wawancara video dia tampak menikmati kesalahpaman yang terjadi dengan perasaan bahagia. Berkali-kali ia tertawa geli.
Saya mencoba cari kata yang tepat untuk istilah insiden Muhammad Nuh ini. Tidak berhasil. Tapi, saya yakin cerita kisruh-kisruh begini pernah dialami oleh banyak orang. Bijaksanalah Bamsoet dan Polda Jambi tidak memperpanjang soal ini.
Pasal apa yang bisa dipakai untuk menghukum insiden yang nyatanya orang yang mengikuti duduk perkaranya bisa tertawa guling-guling.
Hidup Muhammad Nuh!
Penulis: Ilham Bintang. wartawan senior.