Peristiwa Nuh, bisa mengurangi stress dan sebaliknya menambah kekebalan tubuh karena sangat menghibur. Saya kira di sini pahala mengalir untuknya. Banyak yang ketawa guling-guling setelah menonton video wawancaranya dengan seorang nitizen, dan videonya ketika dielu-elukan saat mau salat Ied di kampungnya. Warga yang mengerubungnya sampai lupa ambil jarak.
Sepintas pertama melihat wajahnya dari foto KTP memang jauh dari kesan mau menipu atau sekedar “mengerjai” panitia konser Berbagi Kasih yang diselenggarakan MPR RI dan BPIP.
Lewat tulisan ini saya juga mau meralat anggapan saya, yang semula begitu.
Pantas Ketua MPR RI Bambang Soesatyo legowo malah ngotot memafkan dia. Bahkan meng-appeal pihak kepolisian di Jambi untuk tidak merperkarakan yang bersangkutan. Nuh sendiri ke Markas Polda Jambi bukan karena dipanggil polisi. Melainkan untuk meminta perlindungan karena “ditagih” pembayaran uang lelang sepeda motor listrik Gesits sebesar Rp. 2.550.000.000.
Saya yakin Anda penasaran ingin tahu ihwal kisah Nuh. Tapi, tunggu. Perkenankan saya lebih dulu membayangkan suasana batin pria wajah polos yang sempat kahet sendiri hingga mendatangi kantor polisi.
Perkaranya memang “ngeri-ngeri sedap.” Bisa dituduh mau sabotase. Publik, sebagaimana diumumkan host acara konser Berbagi Kasih, Nuh adalah pengusaha tambang. Dermawan ini adalah penawar tertinggi lelang Gesits sebesar Rp. 2,55 M.
Begitu pengumuman Host konser Chocky Sitohang.
Host tidak ujug- ujug mengumumkan begitu saja. Chocky mengkonfirmasi dulu ke Wanda Hamidah yang berkomunikasi dengan Nuh. Dan, Wandah meyakinkan: sudah dua kali katanya dia menelpon Nuh.
Chocky Lalu meminta restu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Bamsoet pun perlu hitungan sepuluh detik sebelum menyatakan, bungkus: Nuh pemenangnya.
Malam berbahagia itu Nuh mengalahkan banyak penawar, termasuk politisi PDIP Maruar Sirat yang menawar Rp 2,2 M. Nama Nuh langsung dapat applaus panjang ketika diumumkan sebagai pemenang.
Dengan kedermanan Nuh ini maka uang yang terkumpul malam itu sebesar 4 M. Seluruhnya akan disumbangkan kepada pekerja seni yang terpapar pandemi corona.
Cerita mendadak berubah selang tiga hari kemudian. Beredar kabar Nuh diamankan polisi.
Salah Loket
Ternyata panitia salah “loket”. Muhammad Nuh yang tinggal di Kampung Manggis Jambi bukanlah pengusaha tambang seperti yang diumumkan oleh host acara.