Dalam pertemuan tersebut manajemen Kompas minta agar mereka satu suara ketika ditanya tentang survei. Alasan yg disampaikan pihak manajemen kepada redaksi: ini untuk kepentingan NKRI.
Mengapa Kompas seperti sangat khawatir dan terkesan merahasiakan hasil survei. Benarkah mereka mengubah angka-angka hasil survei? Benarkah mereka mempublikasikan hasil angka elektabilitas tidak sesuai aslinya? Angka yang disebut oleh Denny JA membuat semua pihak, baik Jokowi, maupun Prabowo “bahagia. ”Everbody happy.
Dari perbedaan angka yang masih merahasiakan pilihan, MoE, dan selisih elektabilitas kedua paslon, kita sesungguhnya bisa memperkirakan berapa angka elektabilitas riil Jokowi. Kisarannya sekitar 45-46 persen. Sofyan benar. Angka sebesar itu sangat menakutkan bagi Jokowi.
Sudah kampanye hampir lima tahun, elektabilitasnya malah turun. Artinya ada sekitar 54-55 persen rakyat yang tidak menginginkannya kembali menjadi presiden. Trendnya juga menurun, sementara pesaingnya Prabowo terus meningkat.
Angka belum menentukan yang dipublikasikan Kompas berbeda sekitar 4 persen dengan angka sebelumnya disampaikan kepada nara sumber. Dari 17 persen koma sekian, menjadi hanya 13,4 persen. MoE 2.2 persen bila disatukan rentang atas dan bawah sebesar 4,4 persen.
Jadi angka elektabilitas 49,7 persen adalah angka “kompromi.” Bisa diterima istana karena masih mendekati 50 persen. Secara matematis juga sulit dikejar Prabowo karena yang belum menentukan tinggal 13 persen. Bila diidistrubisi secara merata, Jokowi tetap menang.