Tidak tertutup kemungkinan akan bermunculan berbagai pelaporan kasus yang melibatkan Anies-Sandi, baik yang bersifat pribadi (skandal perempuan dsbnya), maupun masalah hukum seperti korupsi.
Semuanya bisa dicari-cari dan diatur. Soal benar atau tidak, bukan masalah. Yang penting muncul di media.
Berbagai kasus tadi akan diblow up melalui media dan media sosial. Jangan kaget bila hari-hari mendatang isi media dan media sosial adalah berita-berita negatif tentang Anies-Sandi. Targetnya mendowngrade dan membuat tingkat kepercayaan publik menjadi rendah (public distrust).
Serangan tersebut akan sangat gencar pada masa-masa awal pemerintahan Anies-Sandi, yang entah dari mana salahnya sering disebut sebagai 100 hari pertama. Seolah bila dalam 100 hari tidak berhasil melaksanakan janji kampanye, maka pemerintahan tersebut sudah gagal.
Agar terkesan ilmiah berbagai skenario tadi akan dilengkapi dengan berbagai survei. Yakni survei secara berkala tentang tingkat kepuasan publik.
Survei-survei ini akan dikemas sedemikian rupa, dan dibentuk menjadi publik opini yang disebar secara massif melalui media dan medsos. Targetnya pemerintahan keduanya gagal memenuhi janji kampanye dan harapan publik. Pokoknya dibandingkan dengan Ahok, mereka tidak ada apa-apanya.
Sejumlah lembaga survei yang pada Pilkada DKI 2017 terbukti menjadi konsultan atau setidaknya partisan Ahok-Djarot dipastikan akan mengambil peran utama dalam proses penggembosan Anies-Sandi. Siapa saja mereka? Anda pasti dengan mudah mengenalinya.
Hari-hari Anies-Sandi memimpin DKI tidak akan mudah. Selain harus memenuhi janji kampanye, mereka akan menghadapi sebuah masyarakat yang terbelah (divided society, divided nation).
Apapun yang keduanya lakukan, akan dicari kesalahannya. Sikap tamak, kebencian dan kemarahan yang membara di dada, membuat orang cerdas menjadi bodoh dan dungu.
Sebagaimana dikatakan Presiden AS ke-28 Woodrow Wilson “In Public Affair, Stupidity is more dangerous than knavery, its harder to fight.”[]
* Penulis: Hersubeno Arief, Jurnalis senior, mantan wartawan Republika
https://m.eramuslim.com/resensi-buku/miliki-dan-tebar-mushaf-quran-mu.htm