Eramuslim.com –
“It’s not the people who vote that count, it’s the people who count the votes.”
–Joseph Stalin—
Frasa yang sering dinisbahkan sebagai ucapan pemimpin komunis Uni Soviet Joseph Stalin (1878-1953) itu tampaknya saat ini tengah terjadi di Indonesia.
Seorang penguasa yang ingin terpilih kembali, tidak perlu memenangkan hati rakyat. Itu tidak penting. Yang penting bagaimana menguasai mereka yang akan menghitung suara pemilih. Tinggal ambil di ujung proses. Semua sudah beres.
Di tengah karut marutnya proses dan penghitungan suara hasil pilpres, rakyat Indonesia mulai tersadar. Mereka menghadapi sebuah realitas sangat pahit: Siapa yang mereka pilih tidak ada gunanya. Sebab siapa yang akan menjadi presiden sudah ditentukan jauh hari sebelumnya.
Wajar bila kemudian muncul kecurigaan yang sangat besar, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi rangkaian akhir dari skenario besar menetapkan kembali Jokowi sebagai presiden. Apapun hasil pilpres, tidak penting.
Sebuah monitoring dan verifikasi manual terhadap sistem informasi penghitungan suara (Situng) KPU yang dilakukan oleh relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPD) Prabowo-Sandi memberi gambaran nyata apa yang tengah terjadi.