Para pengelola media tampaknya juga mendeteksi adanya perubahan arus publik yang kian membesar.
Indikatornya terlihat dari beberapa fakta sebagai berikut:
Pemunculan di media Prabowo-Sandi lebih disukai dibandingkan dengan Jokowi-Ma’ruf.
Berdasarkan pemantauan AC Nielsen rating dan share audience (jumlah penonton) berita maupun informasi yang menampilkan Prabowo-Sandi selalu lebih tinggi dibanding Jokowi-Ma’ruf.
Data pada mesin pencari Google (Google Trends) menunjukkan sehari setelah debat (18/2) kata kunci Prabowo jauh mengungguli Jokowi. Popularitas rata-rata Prabowo 62,97%, Jokowi hanya 37,03%.
Prabowo-Sandi selalu mengungguli Jokowi-Ma’ruf dalam berbagai pooling yang dilakukan media dan perorangan. Hal itu menunjukkan pemilih Prabowo-Sandi lebih militan.
Sejumlah mesin pemantau percakapan medsos juga menemukan data pasangan Prabowo-Sandi selalu menguasai percakapan di dunia maya pasca debat pertama, maupun kedua.
Berbagai fakta itu merupakan ancaman nyata bagi Jokowi. Akal sehat publik sangat terganggu dengan klaim-klaim dan pengakuan Jokowi yang tidak sesuai dengan data dan fakta.
Mereka boleh jadi belum memutuskan untuk mendukung Prabowo. Tapi yang pasti mereka tidak akan memilih seorang pemimpin yang ucapan dan kata-katanya tidak bisa dipercaya. Ini masalah kredibilitas! (*)
Sumber: Hersubenoarief.com
BEST SELLER PEKAN INI, INGIN PESAN? SILAHKAN KLIK LINK INI :
https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-diponegoro-1825-pre-order-sgera-pesan.htm