Hersubeno Arief: Prabowo Bubar Jalan atau Terus Melawan?

Partai-partai lain seperti Demokrat dan PAN hanya bonus tambahan. Posisi dua partai ini berubah menjadi sangat penting manakala Prabowo dan Gerindra urung bergabung.

Jokowi tampaknya ingin memastikan pada periode “terakhir” pemerintahannya harus sangat kuat di kabinet dan kuat di parlemen. Kalau perlu jangan sampai ada oposisi.

Bersedia dan tidaknya Prabowo bergabung ke dalam pemerintahan sangat menentukan masa depan demokrasi di Indonesia, dan masa depan politik Prabowo serta Gerindra.

Skenario pertama, Prabowo bersedia bergabung dan menempatkan kadernya di kabinet Jokowi.

Jika ini yang terjadi maka Indonesia akan memasuki masa-masa —meminjam istilah Prof Kunio Yoshihara— Ersatz Democracy (Demokrasi Semu).

Namanya saja negara demokrasi, namun pada praktiknya pemerintah berkuasa sepenuhnya (totaliter). Rakyat sama sekali tidak diberi peran dalam proses pengambilan keputusan kebijakan pemerintah.

Semua cabang kekuasaan dalam negara demokrasi : Eksekutif, legislatif, yudikatif, bahkan media, semuanya di dalam kontrol pemerintah.

Demokrasi Indonesia mengalami kemunduran. Rakyat tidak akan percaya lagi kepada para politisi, dan paling buruk rakyat tidak lagi percaya demokrasi.

Persepsi rakyat tentang politisi hanya memanipulasi suara rakyat, mengadu domba rakyat, mengorbankan rakyat, dan setelah itu mereka bagi-bagi kekuasaan dan rente ekonomi.

Bagi Prabowo dan Gerindra pilihan bergabung ke dalam pemerintahan dengan imbalan beberapa kursi menteri, jabatan di MPR, DPR, dan beberapa jabatan lain harus dibayar mahal.

Reputasi dan kredibilitas Prabowo sebagai politisi yang dihormati akan hancur. Dia bukan figur yang bisa memegang amanah, satu kata dan perbuatan.

Ucapan Prabowo bahwa dia menolak kecurangan, tidak menerima ketidak-adilan dan ketidak-jujuran masih lekat dalam ingatan publik.

Bila dia kemudian berkompromi dan bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi, maka ibarat pepatah “menelan ludah sendiri.” Bukan sikap seorang kesatria yang terhormat.

Kawan dan lawan tidak akan menghormatinya. Jangan pernah bermimpi untuk kembali mencalonkan diri sebagai capres pada Pilpres 2024!.

Hancurnya reputasi dan kredibilitas Prabowo berarti juga hancurnya masa depan Partai Gerindra.

Tak bisa dipungkiri besarnya suara Gerindra karena faktor figur Prabowo (coattail effect). Meminjam kalimat yang diucapkan Prabowo “Gerindra akan timbul dan tenggelam bersama Prabowo.”