Jokowi juga menjadikan Jabar sebagai destinasi utama kunjungan kerjanya. Jabar merupakan provinsi paling sering dikunjungi Jokowi. Sebaliknya mereka mencoba menerapkan berbagai cara agar Prabowo tak berhasil melakukan konsolidasi.
Rencana Prabowo menggelar Pidato Kebangsaan di Kota Bandung, Jumat (8/3) dihalang-halangi. Panitia tak berhasil mendapatkan gedung yang boleh atau bersedia disewa. Ada gedung yang sudah di-booking, tapi kemudian dibatalkan.
Prabowo terpaksa memindahkan kegiatannya ke Kampus Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) miliknya. Format Pidato Kebangsaan diubah menjadi forum akademis studium generale.
Sambutan Prabowo sangat meriah. Sepanjang jalan yang dilaluinya, banyak pendukung dan warga mengelu-elukannya. Kandang Maung Siliwangi ini tetap menjadi kandang Prabowo.
Situasinya sungguh kontras dengan sambutan terhadap Ridwan Kamil dan Jokowi. Ridwan Kamil justru disambut dengan yel-yel “Prabowo…Prabowo…” oleh ribuan bobotoh Persib Bandung ketika menyaksikan pertandingan di Stadion Jalak Harupat, Bandung.
Kejadian serupa berulang ketika Ridwan menemani Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Tasikmalaya membuka Munas Alim Ulama NU. Dia dihadang salam dua jari dan yel-yel “ Prabowo….Prabowo…”
Sebaliknya Prabowo berhasil menerobos kandang pertahanan Jokowi. Di Jawa Tengah Prabowo disambut sangat meriah ketika berkunjung ke Purbalingga dan Semarang. Di Yogyakarta massa juga membludag menyambut Prabowo.
Di Jawa Timur kunjungan Prabowo ke kawasan Mataraman juga sukses. Yang paling menggetarkan tentu saja kunjungan ke Madura. Prabowo disambut lautan massa.
Menjadikan Prabowo figur yang jahat
Bayang-bayang kegagalan inilah yang tampaknya menjadikan kubu Jokowi seperti gelap mata. Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sudah menyatakan akan melakukan “Perang Total.”