Di luar itu ada kelompok purnawirawan yang lebih senior tergabung dalam tim Bravo-5 dipimpin oleh mantan Wakil Panglima TNI Jenderal Fahrurozy. Kebanyakan adalah alumni AKABRI 1970, satu angkatan dengan Luhut Panjaitan. Mereka antara lain, Letjen TNI (Purn) Sumardi, Letjen TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, dan Mayjen TNI (Purn) Heriyono Harsoyo.
Baik Cakra-19 maupun Bravo-5 diinisiasi dan dikendalikan oleh Luhut Panjaitan. “Malaikat pelindung” Jokowi yang mengurusi semua urusan, mulai dari masalah politik, sampai urusan pribadi. Mereka inilah sebenarnya yang menjadi inti tim pemenangan Jokowi. Perannya jauh lebih besar, lebih powerfull dibandingkan dengan TKN.
TKN diisi oleh koalisi partai, dan figur sipil profesional yang direkrut menjadi tim sukses. Fungsinya tak lebih dari paguyuban partai-partai pendukung Jokowi. Mereka tampil di layar depan. Sementara Cakra-19 dan Bravo 5 lebih banyak bermain di belakang layar. Menjalankan operasi-operasi politik.
Kepada Tempo Andi Wijayanto putra politisi PDIP (Alm) Mayjen TNI Theo Syafei ini mengaku ada dua tugas utama Cakra-19. Pertama memastikan bahwa lawan Jokowi pada Pilpres 2019 hanya satu. Kedua, memastikan bahwa Jokowi memenangkan pilpres dengan angka minimal 15 persen.
Mereka berhasil menjadikan Prabowo sebagai satu-satunya lawan Jokowi. Tugas mereka satu lagi yang harus diselesaikan, adalah memastikan kemenangan Jokowi.
Untuk mencapai angka kemenangan sebesar 55 persen, salah satu tugas utama Cakra-19 adalah memenangkan Jawa Barat. Jabar merupakan provinsi dengan pemilih terbanyak dan menjadi basis pertahanan utama Prabowo. Pada Pilpres 2014 Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah di Jabar. Mereka kalah di 22 dari 37 kota/kabupaten.
Langkah pertama mereka adalah merebut posisi gubernur. Semula yang menjadi target Deddy Mizwar, figur populer yang saat itu menjadi Wagub. Figur lain yang disiapkan adalah Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Mereka berhasil memenangkan Ridwan Kamil. Namun Ridwan menghadapi perlawanan berat. Dia dihadapkan pada situasi untuk memimpin pertempuran yang tampaknya tidak bakal dimenangkan.
Segala cara dilakukan untuk membantu Ridwan memenuhi janjinya memenangkan Jokowi. Tak perlu kaget bila warga Jabar digelontor dana bantuan sosial besar-besaran dari pemerintah.
Total Bansos tahun 2019 untuk Jabar mencapai Rp 54 triliun. Untuk memastikan dana tersebut benar-benar mencapai masyarakat, Kemensos menggandeng Polda Jabar sebagai tenaga pengamanan.