Untuk meluruskan persoalan Kepala Pengawal Capres AKBP Rahmad Hakim menggelar jumpa pers. Mereka meminta maaf sehingga terjadi insiden tersebut. Menurutnya, Prabowo dalam berbagai kesempatan mengingatkan agar memperlakukan rakyat secara humanis.
“Kamu tidak boleh menghalangi saya bersalaman dengan rakyat. kamu juga tidak boleh kasar dengan rakyat,” ujar Prabowo tegas.
Dalam situasi seperti itu, massa yang antusias dan berdesak-desakan, sulit terhindarkan terjadi saling dorong mendorong. Sang polisi yang ditepuk tangannya oleh Prabowo, beberapa saat kemudian sempat menyelamatkan seorang anak yang jatuh dan hampir terinjak massa.
Mitos sebagai monster pemarah
Dalam beberapa hari terakhir serangan personal kepada Prabowo meningkat tajam. Dia digambarkan sebagai seorang pemarah dan monster yang menakutkan.
Kelompok Kompas Gramedia (KKG) sempat memlintir berita studium generale Prabowo di kampus Universitas Kebangsaan RI di Bandung Jumat (8/3). Prabowo disebut marah kepada panitia hanya karena nama adiknya Hasyim Djojohadikusumo tidak dicantumkan dalam sambutan. Faktanya Prabowo sedang bercanda.
Video Letjen TNI (Purn) Agum Gumelar yang mendiskreditkan Prabowo juga beredar luas. Agum mengaku tahu persis dimana kuburan para korban “penculikan” Tim Mawar yang diperintahkan Prabowo.
Agum mengaku berhasil mengorek secara pribadi keterangan para anggota Tim Mawar di luar persidangan. Fakta di persidangan tidak ada satu pun penjelasan soal adanya korban yang tewas.
9 orang yang ditangkap oleh Tim Mawar dilepas dalam kondisi hidup. Dua orang diantaranya Desmon J Mahesa dan Pius Lustrilanang malah bergabung menjadi anggota Partai Gerindra. Satu orang lagi Andi Arief menjadi anggota Partai Demokrat yang mendukung Prabowo pada Pilpres 2019.
Wartawan olahraga senior M Nigara menulis Agum berusaha menjegal Prabowo karena dendam lama. Prabowo dianggap punya peran menghambat karir militernya. Agum pada masa Orde baru dipindahkan dari jabatan sebagai Danjen Kopassus TNI AD menjadi Kasdam Bukit Barisan. Secara prestise dan kewenangan, posisinya turun.
Agum pada Pilpres 2014 mengaku mengungkit kasus Tim Mawar ketika mengetahui elektabilitas Prabowo hampir mengalahkan Jokowi. Kemungkinan dia kembali melakukan aksi serupa ketika mengetahui laju elektabiltas Prabowo terus naik, dan elektabilitas Jokowi terus menurun.
Para pembenci Prabowo ingin memutarbalik arus besar perubahan di tengah masyarakat. Mereka mencoba menakut-nakuti masyarakat pemilih bahwa Prabowo adalah monster yang menakutkan.
Bagi mereka yang kenal Prabowo cukup lama, sikap Prabowo yang keras sekaligus humanis ini sudah terlihat sejak dia masih muda. Biasanya sikapnya akan jauh lebih keras ketika mengetahui ada aparat keamanan, atau petugas negara yang bertindak kasar kepada rakyat.
Maher Algadri kawan dekat Prabowo sejar muda, punya pengalaman lucu. Ketika masih menjadi perwira muda, Prabowo pernah turun dari mobilnya dan mengejar seorang polisi lalu lintas yang dilihatnya bertindak kasar kepada seorang ibu-ibu.
Saking takutnya, sang polisi lalu lintas sampai harus lari pontang-panting dan memanjat pohon kelapa. (Hersubenoarief.com)