Tunggu dulu! Bisa jadi bukan wartawannya yang salah. Dia sudah melaporkan dengan benar. Namun sang editor di kantor redaksi yang memlintirnya. Sikap ini bisa muncul karena prasangka, atau pilihan politik.
Dimanapun level kesalahannya, sulit untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Selain kompas.com, media-media jaringan milik KKG tidak mengubah artikel tersebut. Beritanya masih dengan mudah ditemukan. Tinggal googling “ Prabowo Marah” artikelnya langsung bermunculan.
Di luar tukang marah, mitos dan rumor seputar Prabowo adalah soal ibadah dan ke-Islamannya. Isu ini sudah sejak lama dihembuskan, apalagi setelah Prabowo didukung sebagai capres oleh Ijtima Ulama.
Buzzer pendukung Jokowi ramai-ramai membuat tagar #Prabowojumatandimana. Di group medsos juga ada yang mengusulkan agar setiap hari Jumat ada yang menguntit kegiatan Prabowo. Harus diintai, dia salat Jumat atau tidak.
Gerakan tagar #Prabowojumatandimana ini targetnya untuk mendeskreditkan Prabowo. Rumor Bahwa Prabowo tidak pernah salat, termasuk salat Jumat harus terus dihembus-hembuskan. Bersamaaan dengan itu foto-foto video Jokowi menjadi imam salat disebar secara massif di medsos. Targetnya membuat pemilih muslim ragu memilih Prabowo.
Para tokoh, termasuk yang non muslim memberi testimoni betapa rajinnya Jokowi beribadah. Surya Paloh, Luhut Panjaitan sampai politisi PDIP Eva Sundari sangat membanggakan ke-Islaman Jokowi.