Gaya Ahok yang suka marah-marah, ngomong seenaknya bukanlah sebuah bentuk ketegasan.
Jejak digital berbagai aksi Ahok bertebaran dimana-mana. Tinggal dimunculkan kembali dan dibroadcast secara massif. Ini adalah sebuah pertempuran wacana mempengaruhi pikiran/persepi publik dengan tesa dan antitesa.
Anies juga harus menunjukkan kepada publik bahwa santun, lemah lembut, bersikap baik, dan memperlakukan warga yang dipimpinnya secara manusiawi, bukan berarti tidak tegas.
Sebagai seorang pria yang dibesarkan di Yogyakarta Anies tidak mungkin, dan tidak akan bersikap seenaknya model Ahok yang terbiasa marah-marah di depan publik.
Pengendalian diri yang kuat merupakan ciri dalam tradisi Jawa, terutama sub budaya Mataraman seperti Yogya. Mengumbar kemarahan, apalagi didepan publik, justru sebuah bentuk kelemahan dan menimbulkan antipati.
Kita pasti belum lupa dengan mantan Presiden Soeharto yang dikenal sebagai smilling general.
Saat berbicara, termasuk ketika menyatakan kemarahan dan mengancam lawan politiknya, senyum dikulum tak pernah lepas dari wajah Soeharto.
Senyum yang sama juga tampak di wajahnya ketika sedang berbicara dengan para petani, atau warga masyarakat lainnya. Sangat sulit membedakan apakah dia sedang senang, atau sedang marah.
Sikap lemah lembut, senyum dikulum, bukan berarti tidak tegas. Dengan senyumnya yang menawan, Soeharto berhasil berkuasa selama 32 tahun dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya, tanpa harus mengumbar kemarahan di depan publik.
Senyum Anies kalau diperhatikan, kebetulan kok ada mirip-miripnya ya dengan Soeharto. Berhati-hatilah menafsirkan sebuah senyum, apalagi dikaitkan dengan ketegasan.(jk/swa)
Penulis: Hersubeno Arief
Konsultan Media dan Politik