Eramuslim.com – Dalam sebuah negara demokrasi, pemilihan umum adalah pengadilan publik. Inilah waktunya rakyat menjadi hakim bagi partai politik, anggota parlemen, dan presiden yang sedang memegang jabatan (incumbent).
Terhadap sebuah pemerintahan yang dinilai gagal memenuhi janji-janjinya, vonis rakyat bisa sangat kejam. Tanda-tanda itu mulai terlihat dengan jelas pada Pilpres 2019. Lawan utama Jokowi bukan Prabowo, tapi rakyat yang seharusnya dia menangkan hati dan pikirannya. Medan pertempuran inilah yang saat ini sesungguhnya tengah dihadapi Jokowi.
Setidaknya ada tiga fenomena menguatnya perlawanan/pembangkangan rakyat (civil/social disobedience) terhadap Jokowi. Pertama, “Uji Nyali Salam Dua Jari Bersama Jokowi.” Kedua, “Perlawanan Bangku Kosong.” Ketiga, dekonstruksi terhadap semua program pencitraan Jokowi.
Uji nyali salam dua jari.
Fenomena ini jangan dianggap remeh. Bentuk perlawanan sosial ini sedang menjadi trend yang menghantui Jokowi dan para pendukungnya, kemanapun mereka pergi. Penetrasinya sungguh dahsyat, bahkan sampai menembus tembok-tembok istana.