Sehari sebelumnya TKN hanya mengutus Wamen ESDM Archadra Thahar menghadiri kampanye di Padang, Sumbar. Jokowi, apalagi Ma’ruf Amin tak berani hadir karena sudah tahu kampanye itu bakal sepi. Ketimbang dipermalukan, lebih baik tidak datang.
Mobilisasi massa bayaran ke GBK yang dilakukan oleh TKN ini sungguh berbahaya. Mereka mencoba menipu, meninabobokkan Jokowi, sambil menipu diri sendiri.
Para petinggi TKN tidak sadar, ada potensi mereka akan ditipu oleh publik yang coba mereka tipu.
Mengumpulkan massa cair semacam ini bahayanya sangat besar. Sudah terbukti berkali-kali mobilisasi massa bayaran ini bisa menjadi bumerang yang berbalik menyerang mereka.
Pada Harlah Muslimat ke-73 di GBK (27/1) puluhan ribu massa dari berbagai daerah didatangkan. Jokowi hadir dan berharap mendapat dukungan dari massa Muslimat NU. Namun di sejumlah video viral di medsos, banyak yang mengacungkan salam dua jari di GBK. Salam dua jari bahkan sudah dimulai di atas bus yang membawa mereka dari Jatim, Jateng, Jabar, Banten, dan Lampung.
Kejadian serupa terulang ketika Jokowi menggelar kampanye di Dumai Riau (27/3). Massa dari berbagai daerah didatangkan. Hal itu terlihat dalam no plat kendaraan ratusan bus yang membawa massa. Jokowi sangat bangga melihat massa yang membludak. Dia yakin akan menang.
Apa yang terjadi? Ketika Jokowi asyik berselfie ria bersama Ny Iriana, sejumlah anak muda di bawah panggung mengacungkan salam dua jari. Yang lebih mengejutkan seorang pria muda tanpa rasa takut naik ke atas panggung mengacungkan salam dua jari di hadapan Jokowi. Pasukan Pengaman Presiden terpaksa turun tangan.
Jokowi juga membatalkan rencananya hadir dalam final Piala Presiden yang mempertemukan Arema Malang Vs Persebaya Surabaya Jumat malam (12/4) di Stadion Kanjuruhan Malang. Dia tampaknya khawatir peristiwa buruk yang menimpa sekutunya Gubernur Jabar Ridwan Kamil terulang.
Saat itu ribuan bobotoh Bandung meneriakkan yel-yel “Prabowo-Prabowo” ke Ridwan Kamis dan istrinya. Bayangkan, di kandang sendiri Ridwan Kamil dipermalukan.
Peristiwa serupa bukan tidak mungkin terulang di GBK. Ribuan orang yang hadir bukan mendukung Jokowi, tapi malah mengacungkan salam dua jari. Bisakah Paspampres mengantisipasinya.
Sayup-sayup dari Tribun terdengar alunan lagu “Naik-naik Prabowo-Sandi. Turun-turun Jokowi!”
Lagu yang semula terdengar lirih itu kian lama kian keras dan menggemuruh menggetarkan seantero GBK. Mengalahkan suara Group Band Slank yang sedang menyanyikan salah satu lagu hitsnya.
kita harus pulang aku nggak mau nanti disalahkan
di cap jelek sama keluargamu di musuhi sama mama mu
kamu harus cepat pulang jangan terlambat sampai dirumah
kamu harus cepat pulang walau sedang nikmati malam ini
mereka tak pernah mengerti, mereka tak mau mengerti, mereka nggak akan mengerti…… (*)
Sumber: Hersubenoarief.com