Bila menggunakan terminologi dalam agama Islam, Djoked sudah lama menjadi muallaf. Sekarang dia menjadi seorang “da’i” yang sangat aktif menyerukan agar publik jangan memilih kembali Jokowi. Karena itu dia menggunakan kata taubatan nasuha. Taubat yang sebenar-benarnya. Tak akan mengulangi perbuatan yang sama untuk kedua kalinya.
Fenomena pertobatan, atau kalau meminjam istilah peneliti LIPI Firman Noor, migrasi suara ini semakin banyak terjadi mendekati hari H Pilpres 2019. Ada yang dilakukan perseorangan, namun ada juga yang dilakukan secara massal.
Fenomena pertobatan massal atau migrasi suara besar-besaran, salah satunya baru saja kita saksikan pada kampanye hari pertama di Makassar, Ahad (24/3). Di lapangan Karebosi yang menjadi land mark kota anging mamiri itu, dua klan besar, keluarga Kalla dan keluarga Aksa menyatakan ikrar mendukung Prabowo-Sandi.
Keluarga Aksa sudah lebih dahulu ikrar secara terbuka. Hal itu ditandai dengan hadirnya Erwin Aksa pada debat antar-cawapres Ahad (17/3). Kemudian disusul dengan aksinya menggalang dukungan 1.000 pengusaha nasional di Jakarta Theater Rabu (21/3).
Dukungan keluarga Kalla yang semula masih remang-remang, samar-samar, mulai terbuka. Ditandai dengan kehadiran Fatimah Kalla adik bungsu Wapres Jusuf Kalla pada kampanye terbuka di lapangan Karebosi. Hadirnya Fatimah menjadi headline besar di media lokal.
Agus Susanto II@Cobeh09
Keluarga Jusuf Kalla
Menghadiri Kampanye
& Mendukung Prabowo
Di
Lapangan Karebosi Makasar,
Minggu (25/3/2019)
Diantaranya :
-Fatimah Kalla,
Adik Bungsu Jusuf Kalla,
Direktur Utama Kalla Group.
-Erwin Aksa,
Ponakan Jusuf Kalla
Ketua DPP Golkar (Mundur).
(Tribun Timur, 25/3/2019)
Migrasi politik klan Kalla dan Aksa dipastikan akan diikuti oleh ribuan, bahkan jutaan para pendukungnya di Sulawesi Selatan dan sebagian Indonesia Timur. Pada Pilpres 2014 posisi Jusuf Kalla sebagai pendamping Jokowi membuat pasangan ini tampil sangat perkasa.