“Saya memiliki datanya bagaimana polisi di banyak tempat digerakkan untuk melakukan pendataan berapa banyak orang di wilayahnya yang (diperkirakan) memilih 01 atau 02,”
Data itu menurut Haris dimasukan dalam format Excel dengan template atau format yang sama. Data diinput pada Februari lalu. “Ada yang levelnya (diinput) Polsek, ada yang (diinput) Polres. Tapi saya tak bisa bilang ini dilakukan di seluruh Indonesia,” sambungnya.
Haris tidak asal tuduh. Sebagai bukti dia menghadirkan mantan Kapolsek Pasir Wangi, Garut, Jawa Barat AKP Sulman Azis. Kepada media Sulman mengaku diperintahkan untuk menggalang dukungan bagi paslon 01.
“Beberapa kali saya dipanggil Kapolres untuk melakukan data dukungan kepada masing-masing calon diperintahkan untuk melakukan penggalangan,” ucap Sulman di kantor Lokataru, Jakarta, Minggu (31/3).
Para Kapolsek ini diancam akan dimutasikan, dimasukkan kotak bila sampai paslon 01 kalah di wilayah masing-masing. Ancaman tersebut langsung dibuktikan sebelum paslon 01 kalah.
Sulman dimutasi ke Polda karena kedapatan berfoto bersama seorang pimpinan NU yang menggelar acara mendukung Prabowo. Menurut Sulman dia berfoto bersama pimpinan NU itu sebagai bukti laporan sudah turun ke lapangan melaksanakan perintah.
Dalam beberapa bulan terakhir sejumlah Kapolsek dan Babinkamtibmas Polri memang terlihat aktif turun ke lapangan. Mereka biasanya minta foto bersama dengan imam masjid, ketua RT/RW, maupun tokoh masyarakat yang ditemui.