No handphone milik Jubir Demokrat Imelda Sari juga diretas. Si pembajak menyebarkan gambar-gambar yang disebut sebagai adegan porno Ferdinand Hutahean di sejumlah WhatsApp Group (WAG).
Imelda Sari@isari68
Pagi ini Saya baru tahu WA saya dibajak orang lain. Hanya Pengecut yg menggunakan cara fitnah murahan utk menjatuhkan orang lain dg membajak WA saya. Saya akan laporkan kepada @CCICPolri
Keputusan untuk “berkelahi” itu sudah dicanangkan sendiri oleh Jokowi. Ketika orasi di depan para pendukungnya di stadion Kridosono, Yogyakarta. Dalam nada yang terdengar seperti orang frustrasi dan putus asa dia meneriakkan “ Saya akan lawan!”
Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko menyatakan akan melancarkan Perang Total. Menko Maritim Luhut Panjaitan menyatakan perang dengan kelompok yang ingin mengganti idiologi negara. Mantan Kepala BIN Hendropriyono menyebut sebagai perang antara pendukung Pancasila melawan kelompok pendukung khilafah.
Di media sosial narasi, nada, dan suaranya semua seragam. Lawan, perang, libas dan sejumlah narasi lainnya. Inilah naluri paling purba yang digambarkan dalam teori evolusi Charles Darwin sebagai mekanisme pelestarian ras dari seleksi alam. Oleh Herberth Spencer hal itu disebut sebagai survival of the fittest.
Mau mereka ngomong apa saja, perilaku mereka menunjukkan tanda-tanda sebagai orang yang terdesak, terancam, di ambang kekalahan. Tidak ada orang yang sudah merasa pasti menang, elektabilitas mendekati 60 persen, dengan selisih atas lawan lebih dari 25 persen, berperilaku seperti Jokowi dan para pendukungnya.
Tidak ada orang yang sudah pasti merasa menang mengambil metafora “rantai sepedanya putus.” Apalagi hal itu disampaikan dalam clossing statement debat yang disaksikan lebih dari seratus juta penonton.
Tidak ada orang yang sudah yakin menang membuat publikasi konyol. Berdasar survei, pendukung Front Pembela Islam (FPI) terbelah. Jokowi hanya kalah tipis dari Prabowo. Barangkali kalau matahari sudah terbit dari Barat, hal itu bisa terjadi.