Eramuslim.com – Agak sulit bagi publik untuk tidak membanding-bandingkan kualitas kepemimpinan Gubernur DKI Anies Baswedan dengan Presiden Jokowi.
Tak bisa ditutup-tutupi lagi. Seperti sebuah panggung drama, tabir pencitraan sudah terbuka lebar. Publik bisa langsung melihat realitas di belakang panggung. Inilah wajah asli dari kualitas seorang Jokowi.
Benar seperti dikatakan oleh Benjamin Bland dari lembaga pemikir (think tank) Lowy Institute, Sidney, Australia. Wabah Covid-19 mengungkap celah kualitas Jokowi sebagai seorang pemimpin sebuah pemerintahan.
“Kualitas kepemimpinanya ad hoc (terbatas), dan kurangnya pemikiran yang strategis dalam pemerintahan,” tulis Ben Bland dalam artikel berjudul: Covid-19 Crisis Revealscracks in Jokowi’s Ad hoc Politics.
Analisis Bland membantu kita untuk memahami, mengapa kebijakan yang diambil Jokowi sering membingungkan. Berubah-ubah dan sangat kentara diputuskan secara tidak matang.
Tanggal 16 Maret Jokowi memutuskan, penanganan Corona diserahkan kepada kebijakan masing-masing pemerintah daerah. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langsung bergerak cepat.
Pada hari itu juga Anies mengambil keputusan membatasi operasional bus Trans Jakarta dan MRT. Tujuannya agar ada efek kejut. Warga mulai membatasi aktivitas ke luar rumah.
Kebijakan itu jelas tidak populer. Penumpang menumpuk di halte. Kecaman kepada Anies berhamburan. Termasuk dari juru bicara presiden.