Waketum PAN Bara Hasibuan nota bene anak dari Albert Hasibuan dengan tegas membantah adanya perpecahan. “Itu bentuk keprihatinan para pendiri. Jangan diartikan ada perpecahan,” katanya kepada media.
Dengan begitu jelas sudah ada operasi politik dan media memanfaatkan detik.com, atau setidaknya orang-orang tertentu di detik.com. Bukan hanya sekali ini detik.com diketahui menggoreng isu Prabowo dan pendukungnya.
Ketika Prabowo bercanda soal “tampang Boyolali,” detik.com salah satu media yang paling bersemangat menggoreng isunya. Beritanya dimuat berhari-hari.
Sebaliknya detik.com tidak memuat berita Bupati Boyolali Seno Samudro yang mengumpat Prabowo Asu (anjing).
Pada edisi Ahad (4/11) detik.com memuat berita orasi Seno Samudro pada unjukrasa warga yang diberi tajuk “Boyolali Bermartabat.” Judul beritanya : Bupati Boyolali: Serukan Sekuat Tenaga, Kita Takkan Pilih Prabowo.
Ucapan Seno dikutip cukup panjang dalam berita tersebut. Berarti wartawan detik.com hadir dan menyaksikan. Anehnya makian “Prabowo Asu” sama sekali tidak disinggung.
Beritanya baru dua hari kemudian (6/11) dimuat, setelah tim advokasi melaporkan kasusnya ke Bawaslu (5/11). Itupun beritanya turun pada tengah malam, pada pukul 22:22 WIB. Judulnya : Buntut Panjang Bupati Boyolali Maki Prabowo. Judul dan nada ( tone ) beritanya datar dan netral.
detik.com justru lebih dulu memuat penjelasan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryantoro bahwa makian itu merupakan kultur Surakarta. Berita dengan judul : Bupati Boyolali Maki Prabowo, PDIP: Itu Kultur Egaliter Surakarta, tayang pada (6/11) pukul 12.02 WIB.
Sebelumnya dalam Aksi Bela Tauhid (2/11) Direktur Pemberitaan detik.com Ahmad Ridwan Dalimunthe meminta maaf karena wartawannya diketahui sibuk memotret sampah yang berserakan.
Massa menduga sang wartawan mencoba membuat framing Aksi Bela Tauhid mengotori kawasan Monas. Ridwan mengakui wartawannya masih baru dan menyalahi standar prosedur dan operasi (SOP).
Operasi Melemahkan
Berita heboh soal PAN, bukan yang pertamakali. Dalam sebulan terakhir partai ini sangat jelas menjadi sasaran operasi politik. Dimulai dengan deklarasi dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf oleh Ketua DPW Kalsel Muhidin (10/12).
Operasi penggembosan ini ditengarai dilakukan oleh seorang pengusaha tambang yang dkenal sangat dekat dengan kekuasaan. DPP PAN cepat mengambil langkah menonaktifkan Muhidin.