Eramuslim.com – Direktur Eksekutif Median Rico Marbun punya analisis menarik tentang reshufle kabinet jilid IV. Presiden Jokowi sedang menyiapkan “Formasi Tempur” untuk Pilpres 2019. Indikasinya cukup jelas.
Pertama, Jokowi memperkuat kursi parpol yang dipersiapkan akan menjadi partai pengusungnya. Kedua, Jokowi memperkuat figur militer dalam kabinet/timnya.
Untuk melengkapi formasi tempurnya yang ideal, Jokowi sampai harus melakukan dua pelanggaran janji kampanye. Para menterinya tidak boleh rangkap jabatan, dan sebagai kabinet kerja Jokowi akan lebih banyak menempatkan menteri dari kalangan profesional, bukan dari parpol.
Dalam barisan parpol, Jokowi memperkuat posisi Golkar dan Hanura dengan menambah masing-masing satu orang menteri. Dua partai ini secara resmi telah memutuskan untuk mendukung kembali Jokowi menjadi capres 2019.
Golkar mendapat tambahan satu menteri, Idrus Marham sebagai Mensos. Sementara Hanura mendapat tambahan satu orang yakni Jenderal (Purn) Moeldoko yang diangkat menjadi Kepala Staf Presidenan (KSP).
Khusus untuk Golkar, menempati posisi paling istimewa. Airlangga Hartarto yang baru terpilih menjadi Ketum Golkar tetap dipertahankan di kabinet. Dengan begitu Airlangga menjadi satu-satunya menteri yang merangkap sebagai ketum parpol. Sebuah keputusan berani dan tentu saja sudah diperhitungkan dengan masak kalkulasi politiknya.
Melihat formasi tersebut, semakin jelas terlihat bahwa Golkar dipersiapkan Jokowi sebagai leader/partai utama pengusungnya, menggantikan PDI manakala diperlukan.