Matrik data dari Facebook perbandingan antara komentar dan share-nya akun Anies Baswedan juga dinilai lebih apik dalam mengelola opini di kanal, dibanding Presiden Jokowi. Perbincangan tentang Jokowi di Twitter unggul di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jabar, Maluku Utara, dan Papua Barat yang lebih banyak memperbincangkan Anies. Namun lagi-lagi tone-nya juga cenderung negatif.
Secara keseluruhan berdasarkan pantauan Evello, isu insiden blunder di final Piala Presiden benar-benar merugikan Jokowi. Sebagai presiden yang menguasai semua sumber daya, infrastruktur dan isu, seharusnya Jokowi selalu berada dalam top of mind. Namun sepanjang tanggal 17-21 Februari, publik lebih memperhatikan Anies dibanding Jokowi.
Perubahan arah angin di media tersebut harus menjadi perhatian serius. Tanda-tanda datangnya badai, sudah mulai nampak. Semua harus diperbaiki dan diantisipasi. Pilpres 2019 sudah kian mendekat. Tidak boleh lagi ada kesalahan sekecil apapun dalam mengelola komunikasi publik. Apalagi terjadi “gol bunuh diri” model Ara.
Elektabilitas Jokowi yang stagnan di seputar angka 40%, bisa tambah merosot bila pencitraan yang menjadi andalan utama Jokowi, tidak dikelola dengan baik. Kecelakaan di berbagai proyek infrastruktur, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, utang yang terus bertambah, dan isu pekerja Cina menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar Jokowi yang harus dipikirkan jalan keluarnya.
Insiden Piala Presiden di GBK mengindikasikan tengah terjadinya perubahan besar dalam persepsi masyarakat terhadap Presiden Jokowi. Padahal dalam politik, persepsi lebih penting dari sebuah kebenaran (perception is more important than truth).(maida)
Penulis: Hersubeno Arief (Konsultan media dan politik)
Sumber: Link https://www.hersubenoarief.com/artikel/dicari-paspampres-untuk-akun-medsos-presiden-jokowi/