Hersubeno Arief: Dear PNS, Please Bedakan Duit Pak Jokowi dengan Duit Negara

Dengan total jumlah PNS sebanyak 4.5 juta orang (pusat, provinsi, dan kabupaten), maka kenaikan gaji ini akan menjadi _money politics_ besar-besaran yang pernah terjadi sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia. Total jumlahnya sebesar Rp 224,4 triliun.

Setelah empat tahun tidak pernah naik, tiba-tiba Jokowi memutuskan untuk menaikkan gaji rata-rata sebesar 5 persen. Jelas bagi PNS itu merupakan kabar yang sangat baik. Memang sudah seharusnya gaji naik, karena nilai nominal yang mereka terima selalu tergerus inflasi.

Naiknya gaji di tahun politik ini jelas ada apa-apanya. Apalagi diberikan sebelum hari H pencoblosan. Begitu juga Peraturan Pemerintah (PP) tentang gaji ke-13 dan THR dikebut harus keluar sebelum pilpres.

Jumlah PNS sebanyak 4,5 juta jiwa, adalah pemilih riil yang menggiurkan bagi siapapun kandidat capres yang akan berlaga. Bila ditambah dengan pasangan (suami-istri) plus 2 orang anak, jumlahnya mendekati 20 juta jiwa. Sekitar 10 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 193 juta orang. Jumlah yang bikin air liur meleleh.

Dengan elektabilitas di bawah 50 persen, apabila Jokowi bisa memaksimalkan money politics resmi menggunakan uang negara itu, maka pintu kemenangan terbuka lebar.

Bagaimana sebaiknya para PNS menyikapi?

Pertama, tolong jangan lupakan fakta bahwa selama empat tahun pemerintahan Jokowi tidak pernah ada kenaikan gaji. Tolong diingat-ingat bagaimana pontang-pantingnya Anda atau istri Anda membagi-bagi lokasi gaji untuk belanja rumah tangga, membayar listrik, beli bahan bakar, biaya sekolah anak dan berbagai cicilan lainnya.

Please jangan lupakan bahwa selama empat tahun terakhir semua harga barang kebutuhan pokok naik. Listrik naik, BBM juga naik. Kalau Anda punya anak yang sudah menyelesaikan sekolah dan mencari kerja, lapangan pekerjaan juga sulit.

Kedua, kalau selama empat tahun tidak pernah naik, dan tiba-tiba ketika menjelang pilpres semua dinaikkan, PP gaji ke-13 dan THR juga dikebut sebelum pilpres, Anda perlu curiga. Pasti ada apa-apanya. Pasti ada udang di balik batu. Pasti niatnya tidak tulus.