Blunder ketiga, membentuk Komite Pencegahan Korupsi (KPK) Ibukota. Pembentukan komite ini hanya membuat Anies-Sandi dimusuhi banyak pihak, terutama mereka yang selama ini leluasa memainkan anggaran dan proyek APBD.
Masih banyak “blunder-blunder” kebijakan lain Anies-Sandi termasuk soal pembelaannya terhadap pedagang kali lima (PKL) di Tanah Abang dan pencabutan larangan pengendara sepeda motor di kawasan jalan Sudirman dan M.H. Thamrin.
Dua kebijakan itu semakin menunjukkan Anies-Sandi lebih berpihak kepada rakyat kelas bawah, ketimbang kelompok kelas menengah ke atas yang terganggu kenikmatannya.
Baru beberapa bulan menjabat Anies-Sandi sudah membuat berbagai kebijakan yang “mengecewakan,” apalagi bila dibiarkan sampai lima tahun.
Khusus untuk Anies, dosa terbesarnya adalah mengecewakan para pengamat. Sejak awal mereka telah membuat framing bahwa Anies tidak akan mampu mengurus Jakarta. Anies bukan figur yang tegas dan berani seperti Ahok.
Kesalahan ini sangat sulit dimaafkan. End (kl/wa)
10/1/18
Penulis; Hersubeno Arief