Sebagai sebuah tempat hiburan yang menyediakan “bidadari” dari dalam dan luar negeri, termasuk dari sejumlah negara Eropa Timur, Alexis menjadi sumber pendapatan tidak resmi sejumlah kalangan. Mulai dari preman, organisasi kepemudaan, sampai para penegak hukum. Seorang jenderal disebut-sebut menjadi backing Alexis.
Dengan senyum dikulum Anies mengumumkan penutupan Alexis. Kok tega benar Anies mengganggu kesenangan banyak orang?
Pengacara eksentrik Hotman Paris menyebutkan sebagian besar pejabat daerah yang berkunjung ke Jakarta menghabiskan uang perjalanan dinas di Alexis. Kemana mereka harus menghibur diri setelah lelah menjalankan dinas di Jakarta? Kemana mereka harus menghilangkan suntuknya, karena jauh dari istri dan keluarga?
Blunder kedua, pembatalan pembelian lahan RS Sumber Waras. Berdasarkan temuan BPK, pembelian lahan oleh Pemprov DKI di era Ahok itu merugikan negara sebesar Rp 191 miliar. Sandi menuntut RS Sumber Waras untuk mengembalikan dana tersebut. Ketika ditolak, Sandi akhirnya mengambil jalan keras dengan membatalkan pembelian lahan tersebut. Dengan pembatalan tersebut berarti RS Sumber Waras harus mengembalikan dana pembelian sebesar Rp 800 miliar.
Kasus RS Sumber Waras ini sempat menyeret Ahok dan istrinya Veronica Tan. Namun secara ajaib KPK menolak menangani kasus tersebut dengan alasan tidak ada unsur pidananya.
Kalau KPK yang berani menangkap orang sekelas Setya Novanto, tapi tidak berani menangani kasus RS Sumber Waras, pasti kasus ini ada apa-apanya. Jadi Sandi harusnya super hati-hati dalam menanganinya.