Untuk apa “hanya” gara-gara membela segelintir nelayan dan para pegiat lingkungan yang kurang kerjaan, Anies-Sandi harus berhadapan dengan para pengembang besar, bahkan termasuk para penguasa di pusat kekuasaan?
Risikonya terlalu besar. Apa sudah dihitung kalkulasi politiknya. Benar bahwa pembatalan reklamasi adalah salah satu janji kampanye Anies-Sandi. Tapi toh kita semua juga memahami, janji kampanye dibuat untuk tidak dilaksanakan. Sedikit rileks lah. Jangan terlalu kaku.
Ini merupakan “blunder” Anies-Sandi terbesar yang pernah dilakukan selama empat bulan menjabat sebagai Gubernur/Wakil Gubernur DKI. Entah “blunder” apalagi yang akan mereka lakukan?
Barangkali inilah yang disebut oleh Anies bahwa “nyali itu beda dengan nyaring.” Tanpa banyak bicara, atau berteriak kasar, memaki kanan kiri, namun tindakannya membuat banyak orang bisa terkena serangan jantung, alias kejang-kejang.
Tidak mengagetkan
Pembatalan sertifikat Pulau Reklamasi itu bila kita mencermati berbagai kebijakan Anis-Sandi tidaklah terlalu mengagetkan. Banyak “blunder” lain yang telah dilakukan mereka.
Blunder pertama, hanya sehari setelah dilantik pasangan ini membatalkan izin Hotel Alexis. Tempat hiburan yang pernah disebut oleh Ahok sebagai surga dunia itu, tanpa ampun langsung tutup. Padahal Ahok yang jagoan pun tidak berani melakukannya.