Reuni ini juga semakin menegaskan bahwa dari arah angin politik yang berhembus beberapa bulan menjelang Pilpres, sebagai penantang Prabowo mendapat momentum.
Dari dunia internasional, Prabowo mendapat angin segar dengan tampil pada forum 500 Gobal CEO yang digelar Majalah The Economist di Singapura, dan endorcement dari PM Singapura Lee Hsien Loong yang menerimanya secara resmi di kantornya. Sementara di dalam negeri keberhasilan Reuni 212 juga menunjukkan keberhasilan konsolidasi kelompok oposisi.
Publikasi survei yang menunjukkan selesih elektabilitasnya dengan Jokowi semakin menipis, menjelaskan mengapa pemerintah dengan berbagai cara mencoba mencegah Reuni 212.
Momentum kini di tangan Prabowo. Untuk kawasan perkotaan, dan muslim terdidik, Prabowo dipastikan sudah lebih unggul. Pekerjaan rumah terbesar Prabowo adalah masuk ke kelompok miskin, pendidikan rendah, dan pedesaan. Di basis suara ini, Jokowi masih sangat kuat, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Masih ada waktu selama lima bulan yang tersisa. Prabowo harus bisa memanfaatkan momentum angin perubahan yang saat ini tengah berhembus kencang.
Seperti kutipan syair lagu Wind of Change dari Group Band terkenal asal Jerman Scorpion : The future is in the air/I can feel it everywhere/blowing with the wind of change/take me to the magic of the moment. [rmol]