Hersubeno Arief: Anomali Lautan Massa di GBK

Lihatlah apa yang terjadi.  Sejak Sabtu (6/4) malam sebagian massa sudah datang dan bermalam di seputar GBK. Ketika dinihari menjelang, massa yang mayoritas mengenakan busana putih-putih mulai mengalir dari delapan penjuru arah mata angin.

Tidak semuanya beragama Islam. Banyak non muslim yang juga sudah datang sejak dinihari. Sejumlah etnis Cina juga terlihat larut dalam arus massa yang menyemut. Mereka sebagian besar bermalam di hotel-hotel di sekitar kawasan Senayan.

Sekitar pukul 03.00 Wib lapangan GBK yang diubah sementara menjadi areal sholat sudah terlihat penuh. Lebih dari separuh tribun sampai bagian atas sudah terisi. Pada pukul 6.30 Wib semua tribun yang melingkari stadion sudah terisi penuh.

Sejak dinihari suasana GBK berubah menjadi seperti di Masjidil Haram di kota Suci Mekah. Suara takbir, tahlil, menggema. Tak lama setelah adzan subuh menggema sekitar pukul 04.39 Wib, terjadi pemandangan yang sulit kita temukan, termasuk di Masjidil Haram sekalipun.

Jemaah mulai melaksanakan shalat sunah, dilanjutkan shalat subuh berjamaah. Selain di lapangan, di tribun bagian Timur, Tenggara, Utara, dan Selatan terlihat khusuk menunaikan salat menghadap qiblat (tribun sisi Barat).

Pemandangan unik dan sangat langka terjadi di areal tribun. Jamaah menunaikan shalat sambil duduk di kursi masing-masing. Tak semuanya menunaikan shalat. Karena yang hadir memang tidak semuanya muslim.