Eramuslim.com – Lama menghilang dari ruang publik, mantan Presiden PKS Anis Matta punya metafora menarik tentang kondisi bangsa.
“Langitnya sangat tinggi, kemampuan terbang kita masih sangat rendah,” ujarnya ketika menyampaikan orasi kebangsaan dengan tema #Arah Baru Indonesia, pada Mukernas Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA KAMMI), di Jakarta akhir pekan lalu, Sabtu (3/2).
Anis tampaknya sedang mencoba menggambarkan situasi Indonesia yang oleh banyak kalangan disebut-sebut bakal menjadi pemain global dan kekuatan besar dunia dalam satu dasa warsa ke depan.
Realitasnya hari ini tanda-tanda bahwa Indonesia akan menjadi “raksasa” baru Asia, kian jauh dari harapan. Pertumbuhan ekonomi stagnan, utang pemerintah kian menggunung.
Langit sangat tinggi menggambarkan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan posisi Indonesia dalam geopolitik global. Sementara kemampuan terbang menunjukkan kapasitas kita sebagai bangsa.
Skeptisme bahwa Indonesia bakal menjadi pemain global itu sebenarnya sudah jauh hari disampaikan Profesor Richard Robinson seorang Indonesianis asal Australia. Dalam sebuah seminar di Universitas Melbourne dua tahun lalu, dia mengatakan “untuk skala regional saja Indonesia tidak akan menjadi sebuah kekuatan baru, apalagi menjadi kekuatan global.”
Prediksi Robinson tersebut sangat menohok di tengah optimisme yang ditebar pemerintah dan juga sejumlah lembaga riset dunia.