Tulisan lain menyebutkan bahwa tidak diperpanjangnya izin Alexis adalah berkat keberanian Kepala Dinas Penanaman Modal DKI Jakarta Edy Junaedi. Menariknya figur Edy ini disebut sebut sebagai pejabat yang dipilih, diandalkan dan mendapat pujian tinggi dari Ahok.
Dengan begitu kesimpulannya Alexis bisa ditutup karena kejelian Ahok memilih seorang pejabat. Jadi semua itu adalah jasa Ahok. Sungguh dahsyat.
Selain berupa tribute to Ahok, tulisan tersebut juga mencoba mengadu domba Anies-Sandi dengan anak buahnya. Sebagai kepala dinas, Edy Junaedi pasti tidak berani bertindak tanpa arahan atau instruksi atasannya dalam hal ini Anies-Sandi. Apalagi untuk kasus sebesar Alexis yang disebut-sebut di-backingi oleh sejumlah taipan dan perwira tinggi.
Mereka lupa bahwa Ahok pernah menyatakan tidak bisa menutup Alexis karena tidak ada bukti digunakan sebagai tempat maksiat. Hal itu diperkuat oleh pernyataan seorang mantan staf Ahok bahwa penutupan Alexis tidak disertai bukti, dan hanya berdasarkan pemberitaan media. Sementara Anies menyatakan mempunyai bukti-bukti lengkap. Anies bahkan mengaku punya catatan siapa saja pelanggan Alexis, termasuk mereka yang berasal dari luar kota, lengkap dengan nama-nama sopir taxi yang sering mengantar pelanggan kesana.
Pernyataan ini pasti membuat ketar-ketir para pelanggan Alexis. Apalagi di medsos beredar luas nama-nama publik figur yang selama ini menjadi pelanggan Alexis. Mereka semua dikenal sebagai Ahokers.
Diantara nama yang disebut, ada penggiat medsos, pengamat politik, anggota DPR, dan wartawan kawakan. Namun namanya medsos, informasi itu sangat sulit dikonfirmasi, maupun dibuktikan kebenarannya.