Eramuslim.com – JIS adalah Jakarta International Stadium. Sebuah lapangan bola bertaraf international sesuai namanya. Kata itu bukanlah sembarangan dicantumkan, karena menyangkut dunia mancanegara dan semua penghuni bumi. Jadi tak heran menjadi karya yang sangat membanggakan sesuai standar di dalamnya dengan nama internasional itu.
Maka ketika keramaian yang dimotori para pembisik pemilik mulut “buzzer” menjadi acuan pejabat tinggi negara selevel menteri berujung nestapa malu tak terhingga. Bagaikan satu wajah dibelah empat belas dan muka menghijau setara rumput JIS yang difitnah sebodoh ahli rumput kambing diminta urus lapangan bola, setaraf internasional pula.
Yang tak habis dipikir, diurai dan dianalisis adalah mengapa Presiden Jokowi punya kaliber pembantu elite intelektualnya bermental sembrono seperti itu. Seakan mereka ingin memberi pesan “nih disuruh presiden” buat cari-cari alasan agar kalau sampai dipakai kagak malu-malu banget karena ada kontribusi “dibenahi”.
Presiden Jokowi harus setidaknya memberi komen, kalau bukan tanggapan resmi, bahwa cara kedua menteri itu memeriksa Stadion JIS bukanlah atas suruhan dirinya. Plt Gubernur saja malah kelihatan lebih cerdas dengan tak terlalu melibatkan diri meskipun turut hadir di sana. Mungkin malapetaka perubahan jalur di kawasan Pasar Santa membuatnya lebih bijak menahan diri.
Memang kesan kuat rasa alergi kepada produk properti yang dibangun era Anies Baswedan lebih kental daripada sekedar meninjau JIS dan mengevaluasinya. Sehingga Menteri sekaliber Erick Thohir dan Basuki Hadimuljono pun jadi lebih terasa membawa emosional mencari kesalahan ketimbang logika intelektual seorang pejabat negara saat tinjauan itu.
Betapa kasihannya ketika beragam netizen dari berbagai media sosial mengekspose semacam kedunguan dari pembantu utama presiden yang dinyinyir, ditertawakan, dan bahkan direndahkan kualitas kepemimpinannya.
Bagaimanapun semua itu tak terlepas dari hasrat besar memakai stadion JIS yang penuh pesona itu namun berbalut “gengsi”, yang katanya bisa memalukan Istana bila harus memakainya tanpa memberi “make up” tebal untuk menutup malu. Karena secara implisit maupun eksplisit adalah pengakuan atas karya kerja seorang yang diabaikannya.
OLEH: ADIAN RADIATUS
Penulis adalah pemerhati sosial dan politik
CeBong Congor Moncong Monyong koplak
Hahaha….kasih banget tong, sampe susah payah dan emosi counter artikel yg memang benar adanya…makanya loe banyak uang biar hidup loe tenang…#CuanSaham.
Jangan di jadikan Isu Politik
yang berhak FiFa kalau kelas Tarkam bolehlah
Dari awal kan sudah bermasalah, dan masalahnya belum di selesaikan jadi bukan masalah gengsi atau apalah, masalahnya ya salah satu nya kantong parkir, pintu keluar cuMAN satu.., koridor rendah.
Dan itu fakta ,jadi jangan bawa bawa politik lah… Gitu aja kok pada repot aih
Cak Lontong : Orang baik-baik keluar dari mulutnya kata-kata yang baik-baik pula, (kalau keluar dari mulutnya kata-kata yang tidak baik berarti dia itu orang, … )
Mungkin yaaah..
Kalo JIS dikasih arti “Jokowi Internasional Stadium” maka baru akan disebut stadion yg membanggakan termegah dan terhebat se Asean … !!
Mau tapi malu….
Malu tapi mau…..
Tdk heran lah, wong junjungannya aja begitu, pastilah bawahan sama2 dungu
Hati-hati jurnalis penulis Adian, harus obyektif, jangan ikut2 curiga sehingga presiden Jokowi di-bawa2, bubar lah…..
Begitu para menteri datang, pasti difikrannya sudah inspeksi…jadi dibawa se-olah2 mencari kesalahan….wartawan hrs belajar…jng buat gaduh….
Menurut saya biar di check dulu FIFA, kan banyak lain yg memenuhi syarat, sebagian rumput gak kena matahari, gimana?? biaya pemeliharaannya saja sampai 50-60 M/ thn, blm bayar hutangnya 3,6 T dlm 8 thn, pusing2
Menurut saya sebaiknya dicheck dulu FIFA, masalah al. rumput yg tidak semua kena matahari layu, kan banyak stadion yg lain yg pernah dicheck, biaya pemeliharaannya saja 50-60 M/ thn, blm lagi bayar hutang dlm 8 thn, 3,6 T, pusing2
Malu lah …..mosok mo jilad ludah Nye kendiri.
Persija harga mate !!!
Gengsi mematikan, makan itu gengsi..?
Seperti 2 judul film warkop gengsi doong dan malu malu tapi mao, pas bgt tuh .
apel siaga nasdem (anis ikut) minggu 16 juli aja mau nya di GBK kok gak pakai JIS
Klo sy mentri pasti sy mundur ga kuat nshan maluuuu
Lah emang produk nya wan ngibul gak ada yg beres kok…. Terbukti pintunya, rumputnya, dsb… KADRUN sj yg kejet² menyangkal…
Nggak cuma gengsi tapi juga takut nama Anies semakin tenar di media
Kalau memang JIS bagus, kenapa kemarin Anies malah menggunakan GBK yang sebenarnya akan digunakan PERSIJA untuk menjamu Bhayangkara FC?. Anies saja tidak mau menggunakan kok nyalahin orang lain.
Pemimpin yang ga belajar sejarah..
Mana ada sih kedholiman bisa bertahan..
Sejarah MUSA & FIR’AUN, DAVID & GOLIAT,
Dasar pemimpin DONGO