Eramuslim.com – Sungguh parah negara ini. Kooptasi kampus sudah masif. Negara rasa zaman penjajahan.
Suara kritis dibungkam atas nama radikalisme, intoleran, atau sejenisnya. Setelah di UGM acara diskusi dirusak dan pembicara diteror habis, kini Majelis Wali Amanat ITB diganggu oleh permintaan Gerakan Anti Radikalime Alumni ITB.
Prof Din Syamsuddin merasa harus mempertimbangkan untuk mengundurkan diri sebagai anggota Majelis Wali Amanat ITB demi “harmonia in progressio”.
Korban radikalisme kampus. Permainan politik murahan.
ITB yang telah menghasilkan pejuang dan proklamator bangsa sekelas Ir. Soekarno haruskah mencoreng diri di masa rezim Jokowi ? Tangan tangan anti demokrasi, anti kritik, berbau kolonialis bisa mengobrak-abrik kampus ? Bandung kota perjuangan. Kampus sekelas ITB seharusnya memperlihatkan citra yang membanggakan, otonom, dan progresif