Goyang MUI

Profesor Henry Offside

Sejak kemarin beredar meme dari Allahyarham Ustadz Tengku Zulkarnain, yang berdialog dengan Kiai Ma’ruf Amin, yang saat itu sebagai Ketua Umum MUI. Ustadz Zul, saat itu menjabat Wakil Sekjen MUI.

Begini katanya:

Saya Pernah Berkata di Kantor MUI pada Yang Mulia Yai Ma’ruf Amin, “Saya khawatir Yai, Sekarang HTI Dibubarkan, Besok FPI, Terakhir MUI Dibubarkan.”
Beliau Memandang Wajah Saya. Kemudian Berkata, “Kita LAWAN…!”
Kemudian Saya Berkata, “Saat Itu, Apa Tidak Terlambat?”
Beliau Diam.

Ternyata apa yang diprediksi Ustadz Zul, menemui kebenaran. Setidaknya setelah HTI dibubarkan. FPI di akhir Desember 2020 pun dibubarkan… Setelah itu, muncul “serangan” terhadap MUI dengan wacana pembubarannya.

Penyerangan terhadap MUI sepertinya sistemik. Sampai Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum, Prof Henry Subiakto pun perlu tampil. Profesor satu ini usilnya _gak_ pernah berhenti, layaknya ia bisa disebut punya kerja sampingan sebagai buzzer. Setidaknya, cuitannya itu khas buzzer. Ia membagikan tangkapan berita sebuah media online tahun 2015. Judulnya, “MUI: Sudah Waktunya Densus 88 Dibubarkan”. Lalu ia menuliskan:

“Ini kecenderungan umum. Maling tidak suka pada polisi. Koruptor tidak suka dengan KPK. Musuh negara tidak suka dengan tentara. Teroris tidak suka pada Densus 88,” kata Prof. Henry dalam postingan Twitternya (17/11).

Tampak Prof. Henry menggiring opini, bahwa sudah sejak lama teroris tidak suka Densus 88. Dan “teroris” itu jelas dikesankan sebagai institusi MUI.