by M Rizal Fadillah
Media sosial diramaikan oleh tayangan Gibran sedang membereskan barang-barang di kantornya. Yang unik dan banyak dikomentari adalah di antara barang yang dikemas itu ada mainan anak-anak seperti 10 kotak tamiya, lego, patung kucing meneki neko dan lainnya. Koleksi mainan anak-anak itu untuk membuat nyaman selama di kantor, katanya.
Meski tidak akan dibawa ke kantor Wapres namun bukan jaminan tidak ada mainan anak-anak di kantor baru nanti. Karakter tidak wajar ini cukup mengkhawatirkan terhadap kesehatan jiwa Gibran saat menjadi Wapres pasca pelantikan nanti. Dikenal dengan Sindrom Peter Pan dimana orang dewasa berfikir dan bersikap kekanak-kanakan, kurang tanggungjawab, tidak merasa salah dan narsistis. Fenomena mainan anak-anak tidak bisa dianggap biasa. Pemimpin nasional harus sehat jasmani maupun rohani.
Sebelum Gibran Rakabuning Raka menjadi Wapres betulan, maka harus dilakukan pemeriksaan serius terlebih dahulu. Wakil Presiden bukan barang pajangan, apalagi pajangan barang mainan anak-anak. Indonesia berpenduduk besar dan berwilayah luas. Butuh pemimpin yang pintar, bijak dan dewasa. Bahaya jika mengatur negara dianggap seperti bermain tamiya atau sekedar mengotak-atik block lego. Apalagi jika ternyata mencari kenyamanan itu dengan cara melamun dan tertawa sendiri.
Peter Pan Syndrome pertama dikenalkan oleh Dr. Dan Kiley dalam buku berjudul “Peter Pan Syndrome : Men Who Have Never Grown Up” yang terbit tahun 1983.
Gibran meski pernah menjadi Walikota tetapi semua tahu peran dan proteksi bapak cukup kuat. Saat debat Gibran tampak belum matang secara emosi dan etika. Merendahkan dan senang beraksi kontroversial.
Sebagai anak haram konstitusi dan anak haram demokrasi telah melekat dalam benak rakyat bahwa Gibran itu “cacat MK” dan “cacat KPU” sehingga dengan ditambah “senang mainan anak-anak” maka masa depan kepercayaan dan kemampuan Gibran sebagai Wapres semakin diragukan. Karenanya agar ada keyakinan bahwa Wapres itu fit dan kapabel maka pemeriksaan kesehatan Gibran patut untuk segera dilakukan. Mengulang saat pendaftaran di KPU.
Presiden dan Wakil Presiden tidak boleh memakai topeng di depan rakyat. Buka topeng itu sebagaimana lirik lagu “Topeng” Peterpan :
Kudapat melintas bumi, kudapat merajai hari
Kudapat melukis langit, kudapat buatmu berseri
Tapi kudapat melangkah pergi
Bila kau tipu aku disini
Kudapat melangkah pergi
Kudapat hal itu
Reff:
Tapi buka dulu topengmu
Buka dulu topengmu
Biar kulihat warnamu
Kan kulihat warnamu
Sayangnya Gibran adalah topeng politik masa kini.
Penutup tipu-tipu Jokowi.
Rakyat akan menumbangkannya nanti.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 19 Juli 2024